Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu ISIS di Suriah, Perawat Australia Ditahan Setibanya di Sydney

Kompas.com - 26/07/2015, 02:46 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Seorang perawat asal Australia yang dicurigai membantu kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah ditahan aparat begitu dia tiba di Bandara Sydney, Sabtu (25/7/2015).

Perawat bernama Adam Brookman itu mengaku dia sukarela kembali ke Australia setelah bepergian ke Suriah untuk terlibat dalam aktivitas kemanusiaan.

Kepada Fairfax Media, Brookman menyatakan terpanggil untuk datang ke Suriah lantaran komunitas internasional tidak mempedulikan negara tersebut.

Namun, di Suriah dia mengklaim dipaksa bergabung dengan ISIS setelah mengalami cedera akibat serangan udara dan harus dibawa ke rumah sakit yang dikendalikan kelompok militan tersebut.

Berdasarkan keterangan kepolisian Australia, Brookman menyerahkan diri ke aparat Turki pada 21 Juli lalu. Setelah itu, pemerintah Australia berunding dengan pihak berwenang setempat dan sejumlah badan internasional untuk memulangkannya.

Usai tercapai kesepakatan bahwa Brookman bisa dipulangkan, beberapa polisi Australia bertolak ke Turki dan mendampinginya dalam penerbangan menuju Sydney.

Penyelidikan

Namun, Brookman tidak bisa melenggang begitu saja di Australia. Menteri Kehakiman Michael Keenan menyatakan pihak berwenang harus menyelidiki Brookman terlebih dahulu.

“Masalahnya, jika seseorang telah melibatkan diri ke dalam konflik Irak dan Suriah. Apabila mereka mendukung atau bertempur bersama organisasi teror, apa yang akan kita lakukan terhadap mereka jika mereka kembali ke Australia karena itu adalah hak mereka?” tutur Keenan kepada ABC News.

Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Pejuang Asing, seorang warga Australia bisa dikenai dakwaan apabila mendukung kelompok bersenjata di luar negeri. Undang-undang itu juga secara spesifik menyebut warga Australia melanggar hukum jika turut berlatih, merekrut, dan mendanai organisasi teror.

Menurut pemerintah Australia, terdapat sedikitnya 100 warga negeri itu yang bertempur untuk kelompok-kelompok milisi di Timur Tengah. Lalu sedikitnya 150 orang warga Australia yang diduga kuat menyokong kelompok-kelompok tersebut.

Perdana Menteri Tony Abbott pernah mengatakan tidak akan memberi belas kasihan kepada warga Australia yang bergabung dengan kelompok garis keras di luar negeri dan kemudian mencoba kembali pulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com