Pekan lalu jet-jet tempur Mesir dan Libya menyerang posisi ISIS di Libya setelah kelompok itu merilis video pemenggalan 21 warga Koptik Mesir pada 15 Februari lalu.
Sejak saat itu, pemerintah Mesir mendesak ratusan ribu warganya yang bekerja di Libya untuk meninggalkan negeri itu. Pemerintah Mesir bahkan menyewa kapal-kapal feri dari Tunisia yang juga berbatasan dengan Libya.
Sementara itu, kementerian transportasi Tunisia mengatakan sedikitnya 1.000 warga Mesir meninggalkan Libya, sudah diterbangkan pulang dari Tunisia menggunakan pesawat yang disewa Kairo.
Juru bicara kementerian transportasi Tunisia menambahkan, 250 orang lagi warga Mesir dijadwalkan untuk meninggalkan negeri itu lewat bandara Djerba-Zarzis di wilayah tenggara negeri itu.
Seorang petugas imigrasi Tunisia mengatakan masih banyak warga Mesir yang berada di perbatasan Libya menanti izin memasuki wilayah Tunisia.
Tunisia juga pernah dibanjiri pekerja migran Mesir yang berada di Libya saat negeri itu dilanda revolusi pada 2011 yang menggulingkan Moammar Khadaffy.
Saat itu, sekitar 1,5 juta warga Mesir bekerja di Libya terutama di bidang konstruksi dan jasa serta menjadi tulang punggung tenaga kerja di negeri kaya minyak itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.