Dalam penjelasan di Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Mohamed Ali Alhakim mengatakan, ISIS melakukan kejahatan-kejahatan paling serius melawan rakyat Irak dari semua latar belakang suku dan agama.
"Hal-hal ini adalah kejahatan genosida yang dilakukan melawan kemanusiaan dan harus dipertanggungjawabkan di depan mahkamah internasional," ujarnya.
Banyak dari kejahatan yang dilakukan ISIS telah didokumentasikan dengan baik, sering kali oleh kelompok tersebut. Namun, dalam dugaan baru yang mengejutkan, Alhakim mengatakan, ia memiliki laporan-laporan bahwa militan-militan ISIS berjualan organ tubuh manusia.
Duta Besar itu mengatakan kepada wartawan bahwa Pemerintah Irak menemukan bukti kemungkinan perdagangan organ dalam beberapa minggu ini di kuburan-kuburan massal dangkal yang masing-masing berisi 10 sampai 20 mayat.
"Beberapa mayat itu dibunuh oleh peluru, lainnya dengan pisau. Namun, ketika melihat bagian punggung hilang dan ginjal-ginjalnya hilang, kami jadi bertanya-tanya apa itu," ujarnya.
Ia mengatakan, ISIS memiliki akses ke bandar-bandar udara di Mosul dan kota Aleppo di Suriah, tempat mereka dapat mengirim organ-organ itu ke makelar dan pembeli internasional.
Diplomat itu juga menduga dalam beberapa minggu terakhir ini militan-militan ISIS telah mengeksekusi sedikitnya selusin dokter di Mosul karena mereka menolak mengambil organ-organ dari para korban.
Duta Besar PBB untuk Irak, Nickolay Mladenov, mengatakan, pihaknya telah melihat laporan-laporan mengenai perdagangan organ, tetapi tidak dapat mengukuhkannya tanpa investigasi lebih jauh.
Laporan-laporan semacam itu sulit dikukuhkan, terutama karena sepertiga wilayah Irak dikuasai militan-militan itu.
Klaim-klaim serupa muncul lima tahun juga terkait kemungkinan perdagangan organ selama Perang Balkan pada akhir 1990-an. Dugaan-dugaan muncul bahwa Tentara Pembebasan Kosovo memiliki pusat-pusat penahanan di sepanjang perbatasan Albania dengan Kosovo, di mana para tahanan, termasuk orang-orang Serbia, dibunuh dan organ-organnya dijual di pasar gelap. Dugaan-dugaan itu tidak pernah dibuktikan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.