Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2015, 14:59 WIB
EditorEgidius Patnistik
KOMPAS.com — Duta Besar Irak untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan, Selasa (17/2/2015), bahwa para militan Negara Islam (ISIS) mungkin menyelundupkan organ-organ tubuh manusia untuk membantu mendanai kampanye terornya.

Dalam penjelasan di Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Mohamed Ali Alhakim mengatakan, ISIS melakukan kejahatan-kejahatan paling serius melawan rakyat Irak dari semua latar belakang suku dan agama.

"Hal-hal ini adalah kejahatan genosida yang dilakukan melawan kemanusiaan dan harus dipertanggungjawabkan di depan mahkamah internasional," ujarnya.

Banyak dari kejahatan yang dilakukan ISIS telah didokumentasikan dengan baik, sering kali oleh kelompok tersebut. Namun, dalam dugaan baru yang mengejutkan, Alhakim mengatakan, ia memiliki laporan-laporan bahwa militan-militan ISIS berjualan organ tubuh manusia.

Duta Besar itu mengatakan kepada wartawan bahwa Pemerintah Irak menemukan bukti kemungkinan perdagangan organ dalam beberapa minggu ini di kuburan-kuburan massal dangkal yang masing-masing berisi 10 sampai 20 mayat.

"Beberapa mayat itu dibunuh oleh peluru, lainnya dengan pisau. Namun, ketika melihat bagian punggung hilang dan ginjal-ginjalnya hilang, kami jadi bertanya-tanya apa itu," ujarnya.

Ia mengatakan, ISIS memiliki akses ke bandar-bandar udara di Mosul dan kota Aleppo di Suriah, tempat mereka dapat mengirim organ-organ itu ke makelar dan pembeli internasional.

Diplomat itu juga menduga dalam beberapa minggu terakhir ini militan-militan ISIS telah mengeksekusi sedikitnya selusin dokter di Mosul karena mereka menolak mengambil organ-organ dari para korban.

Duta Besar PBB untuk Irak, Nickolay Mladenov, mengatakan, pihaknya telah melihat laporan-laporan mengenai perdagangan organ, tetapi tidak dapat mengukuhkannya tanpa investigasi lebih jauh.

Laporan-laporan semacam itu sulit dikukuhkan, terutama karena sepertiga wilayah Irak dikuasai militan-militan itu.

Klaim-klaim serupa muncul lima tahun juga terkait kemungkinan perdagangan organ selama Perang Balkan pada akhir 1990-an. Dugaan-dugaan muncul bahwa Tentara Pembebasan Kosovo memiliki pusat-pusat penahanan di sepanjang perbatasan Albania dengan Kosovo, di mana para tahanan, termasuk orang-orang Serbia, dibunuh dan organ-organnya dijual di pasar gelap. Dugaan-dugaan itu tidak pernah dibuktikan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com