Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boko Haram Rekrut Perempuan sebagai Pengebom Bunuh Diri?

Kompas.com - 06/08/2014, 11:43 WIB

Ewi mengatakan sebagian besar orang-orang yang direkrut Boko Haram, termasuk pelaku bom bunuh diri, tidak hanya termotivasi oleh ideologi keagamaan, tapi juga uang.

Menurutnya, Boko Haram membayar pelaku bom bunuh diri yang menyerang markas polisi di Abuja pada 2011 sebanyak empat juta nara atau setara dengan Rp 291 juta.

“Sang pelaku merupakan pria miskin. Dia melakukannya demi empat anaknya supaya mereka punya kehidupan yang lebih baik,” kata Ewi kepada BBC.

Redaktur surat kabar Nigeria, Daily Trust, Mannir Dan Ali, mengatakan belum jelas apakah para perempuan yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Kano juga termotivasi karena uang.


Divisi Perempuan

Menurut analis keamanan Nigeria, Bawa Abdullahi Wase, para perempuan yang menjadi pelaku bom bunuh diri amat mungkin anak-anak anggota Boko Haram.

“Pikiran mereka telah diindoktrinasi seperti pikiran orang tua mereka. Anggota perempuan Boko Haram telah naik pangkat dari bidang masak-masak dan bersih-bersih menjadi pelaku bom bunuh diri,” kata Bawa.

Pernyataan juru bicara militer Nigeria, Onyema Nwachukwu, menguatkan perkataan Bawa. Bulan lalu, Nwachukwu menjelaskan mengenai keberadaaan divisi perempuan di tubuh organisasi Boko Haram. Divisi itu punya dua tujuan, sebagai mata-mata dan merekrut istri untuk para milisi pria di garis depan.

Sebanyak tiga perempuan anggota divisi perempuan Boko Haram, kata Nwachukwu, telah ditangkap, Salah satunya ialah Hafsat Bako, janda milisi Boko Haram bernama Usman Bako yang tewas dibunuh aparat keamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com