Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegangan Meluas di Teluk antara Pro dan Kontra Ikhwanul Muslimin

Kompas.com - 09/03/2014, 10:59 WIB

Di Turki, pemerintahan PM Recep Tayyip Erdogan yang berideologi IM kini juga mulai goyah setelah konflik dengan bekas mitra seperjuangannya, Fethullah Gulen. Kini muncul asumsi kuat ada kekuatan poros Sunni anti IM di balik upaya Gulen merongrong kekuasaan PM Erdogan saat ini.

Di Tunisia, pemimpin partai Islamis Ennahda, Rashid Ghannouchi, cukup cepat membaca gejala gerakan aksi melemahkan jaringan IM itu. Ghannouchi segera membangun kompromi dengan kubu sekuler di Tunisia dalam penyusunan konstitusi baru untuk mencegah kekuatan kontra IM dan kontra revolusi menggusur Ennahda dari kekuasaan.

Di Libya, upaya poros Sunni kontra IM hingga saat ini gagal menggusur kekuatan poros Sunni pro IM. Kasus aksi dua milisi bersenjata kuat asal Zintan, Libya barat, yakni milisi Al Qaaqaa dan Al Sawaaq, pada 18 Februari lalu memberikan ultimatum kepada Kongres
Nasional Umum (GNC) agar segera membubarkan diri, merupakan bagian dari pertarungan poros pro dan kontra IM di Libya.

Dua milisi yang mengancam tersebut punya hubungan politik kuat dengan Aliansi Kekuatan Nasional (NFA) pimpinan Mahmud Jibril yang berideologi liberal. Komandan milisi Al Qaaqa, Usman Mlegta, adalah saudara politisi NFA, Abdelmajid Mlegta. Adapun GNC kini dikuasai oleh kelompok pro IM.

Namun, upaya milisi Al Qaaqa dan Al Sawaaq itu gaga karena diancam balik oleh milisi kuat bersenjata di Misrata, yang loyalis IM, jika ada aksi membubarkan GNC.

Itulah perubahan terkini yang terjadi di dunia Arab. Kemenangan partai-partai politik berbasis ideologi IM dalam pemilu sesudah revolusi Arab tahun 2011 memicu munculnya persaingan dan pertarungan baru di Timur Tengah dan dunia Arab secara keseluruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com