PESHAWAR, KOMPAS.com — Tiga kali sehari, puluhan pria berkumpul di sebuah ruangan besar. Udara di dalam ruangan itu terasa pengap akibat asap hasis yang diisap para pria itu.
Para pria itu memadati bioskop Shama, sebuah bioskop yang memutar film-film porno di daerah kekuasaan Taliban di wilayah barat laut Pakistan.
Bioskop Shama selama lebih dari 30 tahun memutar film-film erotis di Peshawar, kota terbesar di wilayah barat laut Pakistan yang berbatasan dengan kawasan kesukuan yang dikuasai Taliban dan Al Qaeda.
Para pengunjung biasanya menyembunyikan wajah mereka karena takut dikenali saat mendatangi bioskop yang terletak di antara pasar kambing dan sebuah terminal bus itu.
Di sana tersedia tiga film berkategori "X" atau porno yang biasanya diputar di ruangan belakang yang tersembunyi. Sementara di gedung utama diputar film-film "normal" yang posternya dipampang di luar bioskop.
Para penonton film kategori "X" harus merogoh kantong sebesar 1,90 dollar AS atau sekitar Rp 20.000 untuk selembar tiket.
Setelah membeli tiket, penonton harus melewati pemeriksaan seorang penjaga bersenjatakan senapan serbu AK-47. Selanjutnya mereka "diantar" melintasi sebuah halaman dan memasuki sebuah lorong yang terbuat dari beton.
Di dalam auditorium tercium bau ganja yag diisap para penonton yang duduk di kursi-kursi berlapis kulit imitasi. Saat film pertama diputar, ruangan itu hanya setengah penuh. Sebagian besar penonton adalah para buruh, petani, pelajar, dan mereka yang ingin sejenak melepaskan diri dari kepenatan hidup.
Sebagian besar penonton datang seorang diri dan berusaha untuk tidak duduk bersebelahan dengan orang lain. Tak lama kemudian film berjudul Dostana (Persahabatan) yang diproduksi di kota Lahore diputar.
Film itu berkisah soal dilema cinta antara tokoh utama Shah Sawar yang tak bisa memutuskan apakah akan menikahi kekasihnya Gulpana atau sepupunya, Doa, yang menjadi pilihan keluarga.
Shah Sawar kemudian memutuskan untuk "menguji" kedua calon mempelainya. Film berdurasi dua jam itu didominasi adegan erotis antara tokoh utama dengan kedua kekasihnya itu.
Keberadaan Shama tentu saja memicu kontroversi di Pakistan yang sebagian besar rakyatnya masih menganggap seks dan ketelanjangan adalah hal yang tabu. Salah satu partai politik berasaskan Islam, Jamaat-e-Islami (JI), mendesak pemerintah untuk menutup bioskop Shama.
Namun, Shama dimiliki keluarga Bilour, salah satu keluarga paling terpandang di Peshawar dan penyokong utama partai nasionalis Pastun, ANP. Selama 10 tahun terakhir, kelompok-kelompok militan Islam, termasuk JI, setidaknya dua kali menyerang Shama. Namun, setiap kali itu juga bioskop itu kembali beroperasi.
Pada September 2012 Shama dibakar, tetapi dibuka kembali sebulan kemudian, dan penonton langsung membeludak memenuhi bioskop tersebut saat resmi dibuka kebali.
Kembali ke film Dostana, ternyata hingga akhir film Shah Sawar tak bisa memutuskan siapa yang harus dinikahinya. Akhirnya dia memutuskan untuk menikahi kedua perempuan tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.