Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Besar Digelar di Bangkok Senin

Kompas.com - 08/12/2013, 09:14 WIB

Seorang dokter dari Rumah Sakit Siriraj, dr Kittina Kungvivatana, yang menjadi sukarelawan di tenda kesehatan di Monumen Demokrasi, mengatakan, ia mendukung gerakan anti-pemerintah Thailand karena tidak menyukai sistem Thaksin.

”Apa yang Thaksin lakukan hanya untuk kepentingannya sendiri. Sekarang ini dokter-dokter yang bekerja di rumah sakit swasta dipaksa pindah ke rumah sakit umum. Kenapa? Itu karena keluarga Thaksin memiliki saham di rumah sakit umum tersebut. Rumah sakit pemerintah sudah go public dan mereka mempunyai saham di sana. Itu baru satu hal di sektor kesehatan masyarakat. Belum lagi sektor-sektor lain,” kata Kittina.
Tanpa korupsi

Ia berharap, dengan aksi unjuk rasa ini, Yingluck akhirnya berhenti dari jabatannya. ”Saya ingin seseorang bisa membawa maju negeri ini. Tanpa korupsi memang sesuatu yang sangat tidak mungkin, tetapi setidaknya sedikit korupsi mungkin akan
lebih baik. Thaksin itu sangat pandai, tetapi perilakunya buruk. Dia seolah peduli kepada orang miskin, tetapi sebenarnya yang ia berikan itu uang rakyat juga, bukan uangnya sendiri,” kata Kittina.

Wartawan Bangkok Post, Thanes Nunman, berpandangan, sebenarnya sistem pemerintahan atau sistem politik Thailand sudah baik, hanya saja orang-orang yang menjalankannya yang tidak baik. Selain itu, penegakan hukum sangat lemah.

”Yingluck itu sebenarnya tahu yang sedang terjadi, tetapi dia pura-pura tidak tahu. Dalam banyak jumpa pers, jika ditanya wartawan, dia selalu menjawab: ’Saya tidak tahu. Nanti saya tanyakan dulu kepada menteri.’ Bagaimana mungkin dia tidak tahu, padahal dia seorang perdana menteri,” kata Thanes.

Seorang pengusaha, Sherry Lertchaiprasert Papa, mengatakan, yang Thaksin lakukan selama ini tidak benar. Dia dan kroni-kroninya hanya memperkaya diri sendiri. ”Korupsinya besar-besaran, lebih dari 30-40 persen, dan semua orang di sini tahu tentang hal itu. Yingluck adalah sosok yang tepat untuk menjadi perdana menteri karena tidak tahu apa-apa tentang Thailand. Dia sebut Kota Hatyai sebagai provinsi,” kata Sherry.

Karena tak bisa bergabung setiap hari dengan para pengunjuk rasa di Monumen Demokrasi, Sherry dan sejumlah temannya patungan menyumbangkan uang dan nasi kotak untuk konsumsi para demonstran. ”Karena kami tak bisa terus-menerus bergabung, inilah cara yang bisa kami lakukan. Rakyat Thailand semua mencintai Raja Rama IX (Raja Bhumibol Adulyadej). Oleh karena itu, kemarin saat ulang tahun Raja kami semua turut keluar rumah merayakannya. Namun, Thaksin justru mendiskreditkan Raja. Itu yang tak disukai rakyat,” kata Sherry. (AFP/JOY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com