Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandela, dari Afrika ke Panggung Global

Kompas.com - 06/12/2013, 08:53 WIB

Pembantaian Sharpeville menandai berakhirnya perlawanan secara damai. Mandela -yang waktu itu menjabat sebagai wakil presiden ANC- memperakarsai suatu kampanye sabotase ekonomi.

Akhirnya dia ditangkap dan didakwa melakukan sabotase serta berupaya menggulingkan pemerintah dengan kekerasan.

Di ruang sidang Rivonia, Mandela mengungkapkan sendiri pembelaanya dengan menyampaikan keyakinan tentang demokrasi, kebebasan, dan kesetaraan.

"Saya menghargai cita-cita masyarakat demokrasi dan bebas di mana semua orang hidup berdampingan dalam keselarasan dan memiliki kesempatan yang sama," katanya.

"Suatu cita-cita yang saya harap akan tercapai. Tetapi bila diperlukan, saya rela mati demi cita-cita ini."

Pada musim dingin 1964 Mandela dijatuhi hukuman seumur hidup. Dia kemudian masuk penjara di Pulau Robben selama 18 tahun sebelum dipindahkan ke penjara Pollsmoor pada tahun 1982.

Selama Mandela dan para pemimpin ANC lainnya dipenjara atau hidup dalam pengasingan, para pemuda di kota-kota berpenduduk kulit hitam Afrika Selatan berupaya keras melawan pemerintahan minoritas kulit putih.

Ratusan warga tewas dan ribuan terluka sebelum pemberontakan anak-anak sekolah berhasil dipadamkan.

Nobel Perdamaian

Pada tahun 1980, mitra Mandela, Oliver Tambo, yang hidup di pengasingan, melancarkan suatu kampanye internasional untuk membebaskan Mandela.

Masyarakat dunia memperketat sanksi yang diberlakukan terhadap Afrika Selatan sejak tahun 1967 terhadap rejim apartheid.

Tekanan dunia ini membawa hasil. Pada tahun 1990, Presiden FW de Klerk mencabut larangan terhadap ANC dan Nelson Mandela dibebaskan dari penjara. Perundingan untuk membentuk suatu demokrasi multi-ras Afrik Selatan pun dimulai.

Pada tahun 1992 Mandela menceraikan istri keduanya, Winnie, setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan menculik dan terlibat dalam tindak penyerangan.

Mandela bersama Presiden Afrika Selatan, FW de Klerk, mendapat hadiah Nobel Perdamaian pada bulan Desember 1993.

Menjadi Presiden

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com