Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawat Ini Alami Diskriminasi Saat Merawat Pasien Virus Corona

Kompas.com - 17/02/2020, 09:04 WIB
Miranti Kencana Wirawan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber asiaone

SINGAPURA, KOMPAS.com - Nurul Ashikin (25) mendapat perlakuan diskriminasi saat berada di luar tempat kerjanya. Dia seorang perawat yang membantu pasien virus corona

"Saya duduk saat makan siang dan sepasang orang yang duduk di meja dekat saya bicara kerasa bahwa saya semestinya tidak duduk di sana dengan mereka." Ungkap Nurul. 

Semenjak virus corona merebak, perlakuan diskriminasi terhadap petugas kesehatan cukup banyak diberitakan.

Baca juga: Fokus dengan Wabah Virus Corona, Perawat ini Tunda Pernikahan

Benjamin Ong, selain harus menunda pernikahannya karena fokus menjadi kepala perawat di tengah situasi wabah virus corona, juga berjuang melawan diskriminasi terhadap petugas kesehatan yang senasib dengannya.

Angka kasus terinfeksi Covid-19 semakin meningkat di Singapura, membuat tenaga medis mereka juga kerap mendapat diskriminasi.

Baru kali ini dari sepanjang empat tahun karirnya sebagai perawat, Nurul Ashikin mendapat pandangan yang mengesankan jijik kepadanya hanya karena dia seorang perawat.

Orang-orang yang kebetulan berada di dalam kereta yang sama dengannya juga menjauh. Meski begitu, Nurul memaklumi keadaannya.

Sebagaimana dilansir dari Asia One, dia mengatakan, "Pada masa seperti ini, kita tidak bisa menyalahkan orang-orang berlaku terlalu takut."

Baca juga: Korban Meninggal Virus Corona Per 17 Februari 2020 Capai 1.765 Orang

Kini, untuk mengurangi diskriminasi, Nurul mengganti seragam perawat dengan pakaian biasa sebelum pulang ke rumah.

Namun, Nurul juga merasa tersentuh tatkala dia mendapat perlakuan istimewa dari beberapa komunitas.

Misalnya, dia pernah mendapat prioritas mengantre pada 33 kios yang ada di pasar Pek Kio dan Pusat Makanan pada Jumat kemarin karena dia seorang perawat.

Kampanye itu akan terus diperpanjang sampai 31 Maret. Menurut Nurul, perlakuan semacam itu membuat hatinya tersentuh karena merasa pengorbanannya diapresiasi. "Bahkan ucapan terima kasih saja sudah lebih dari cukup," paparnya.

Baca juga: Terpisah karena Virus Corona, Suami Ini Kirimkan Pesan Penuh Cinta ke Istrinya yang Perawat

Kinerja Tenaga Medis Sangat Sibuk Selama Wabah Virus Corona

Pekerjaan tenaga medis sangat sibuk beberapa bulan belakangan ini. Nurul mengungkapkan, "Aku telah melewati peristiwa senang dan sedih selama beberapa pekan terakhir. Ada banyak perubahan petunjuk dan protokol setiap hari." 

"Semuanya nyaris kewalahan," tambah Nurul. Perawat muda ini ternyata dibesarkan oleh kedua orangtua yang juga perawat.

Ayah Nurul, Abdul Wahab Hassan (54) dan ibu Siti Zuraidah Khamis (49) keduanya telah menjadi perawat selama kurun 33 tahun untuk sang ayah dan 27 tahun sang ibu.

Halaman:
Baca tentang
Sumber asiaone
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com