SINGAPURA, KOMPAS.com - Nurul Ashikin (25) mendapat perlakuan diskriminasi saat berada di luar tempat kerjanya. Dia seorang perawat yang membantu pasien virus corona.
"Saya duduk saat makan siang dan sepasang orang yang duduk di meja dekat saya bicara kerasa bahwa saya semestinya tidak duduk di sana dengan mereka." Ungkap Nurul.
Semenjak virus corona merebak, perlakuan diskriminasi terhadap petugas kesehatan cukup banyak diberitakan.
Baca juga: Fokus dengan Wabah Virus Corona, Perawat ini Tunda Pernikahan
Benjamin Ong, selain harus menunda pernikahannya karena fokus menjadi kepala perawat di tengah situasi wabah virus corona, juga berjuang melawan diskriminasi terhadap petugas kesehatan yang senasib dengannya.
Angka kasus terinfeksi Covid-19 semakin meningkat di Singapura, membuat tenaga medis mereka juga kerap mendapat diskriminasi.
Baru kali ini dari sepanjang empat tahun karirnya sebagai perawat, Nurul Ashikin mendapat pandangan yang mengesankan jijik kepadanya hanya karena dia seorang perawat.
Orang-orang yang kebetulan berada di dalam kereta yang sama dengannya juga menjauh. Meski begitu, Nurul memaklumi keadaannya.
Sebagaimana dilansir dari Asia One, dia mengatakan, "Pada masa seperti ini, kita tidak bisa menyalahkan orang-orang berlaku terlalu takut."
Baca juga: Korban Meninggal Virus Corona Per 17 Februari 2020 Capai 1.765 Orang
Kini, untuk mengurangi diskriminasi, Nurul mengganti seragam perawat dengan pakaian biasa sebelum pulang ke rumah.
Namun, Nurul juga merasa tersentuh tatkala dia mendapat perlakuan istimewa dari beberapa komunitas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.