Razia pekerja ilegal itu diwarnai bentrokan antara polisi dan imigran Etiopia akhir pekan lalu di kawasan miskin Manfuhah, Riyadh. Bentrokan itu mengakibatkan tiga orang meninggal dunia.
Duta Besar Etiopia Muhammed Hassan Kabiera kepada harian Arab News mengatakan bentrokan itu disebabkan para pekerja ilegal merasa frustrasi dengan situasi yang terjadi.
Mereka lalu turun ke jalan menyarakan keluhan mereka, sehingga memicu perkelahian dengan sejumlah pemuda di kawasan itu.
"Kami mendapat informasi sejauh ini sekitar 23.000 warga Etiopia sudah menyerahkan diri ke polisi," kata Kabiera.
Sementara itu di ibu kota Etiopia, Addis Ababa, juru bicara pemerintah Dina Mufti mengatakan pemerintahannya mengecam tewasnya tiga warga Etiopia dalam bentrok dengan polisi Arab Saudi.
Namun, Gubernur Riyadh Pangeran Khaled bin Bandar bin Abdulaziz mengatakan, razia pekerja ilegal itu tidak ditujukan untuk sekelompok pekerja saja namun untuk semua pekerja ilegal.
Pada 4 November lalu, negeri kaya minyak itu menggelar razia pekerja ilegal menyusul berakhirnya masa amnesti bagi warga asing untuk melengkapi dokumen-dokumen kerja mereka.
Razia pekerja ilegal itu menjaring ribuan orang termasuk mereka yang visa kerjanya habis, para peziarah yang sekaligus mencari kerja, dan para pekerja migran yang berusaha mencari lapangan kerja baru.
Di Arab Saudi yang berpenduduk 27 juta jiwa, terdapat sembilan juta orang pekerja migran. Mereka datang dari berbagai negara Asia dan negara-negara Arab yang lebih miskin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.