Salin Artikel

Rencana Perdamaian Israel-Palestina Versi Trump Dinilai Buang Waktu

Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Kehakiman Israel Ayelet Shaked pada Rabu (21/11/2018), seperti dikutip dari Haaretz.

Berbicara di depan ratusan duta besar dan hadirin dalam Konferensi Diplomat yang diselenggarakan Jerusalem Post di Yerusalem. Shaked menyebut, perbedaan antara Israel dan Palestina terlalu besar.

"Saya ingin perdamaian seperti orang lain," katanya.

"Tapi saya tidak yakin dengan kesepakatan yang dicapai. Saya akan bilang Trump, 'Jangan buang waktu Anda'," imbuhnya.

AFP mewartakan, Shaked merupakan bagian dari partai sayap kanan Habayit Hayehudi, anggota kunci koalisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Dia dan anggota partainya secara terbuka menentang solusi dua negara untuk mengatasi konflik Israel-Palestina.

Perempuan itu bahkan menyebut perdana menteri membutuhkan menteri pertahanan yang kuat untuk berada di sisinya.

"Sayangnya, dia berpikir sebaliknya. Kita merupakan negara yang kuat dan Hamas hanya organisasi teror, tapi beberapa tahun terakhir kita kehilangan pencegahan," ucap Shaked.

Seperti diketahui, otoritas Palestina sudah memblokir rencana perdamaian versi Trump.

Palestina juga memutuskan hubungan dengan pemerintah AS usai negara tersebut memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem dan mengakui kota itu sebagai ibu kota Israel.

Sementara Trump memangkas bantuan senilai 500 juta dollar AS atau sekitar Rp 7,2 triliun.

Dalam konferensi sebelumnya, Menteri Urusan Strategis Israel Gilad Erdan mengatakan negaranya semakin dekat untuk mengendalikan sebagian atau seluruh Gaza,

"Bergerak dari pertahanan untuk menyerang Hamas berarti pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin teror di sayap militer Hamas," katanya,

https://internasional.kompas.com/read/2018/11/21/20142331/rencana-perdamaian-israel-palestina-versi-trump-dinilai-buang-waktu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke