Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digempur Dua Pekan, Mengapa Marawi Tak Kunjung Dikuasai?

Kompas.com - 07/06/2017, 04:59 WIB

MARAWI, KOMPAS.com - Upaya menguasai kembali sepenuhnya Kota Marawi, Filipina, dari kelompok militan yang setia kepada grup teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), sudah berlangsung dua pekan.  

Militer Filipina mengerahkan tentara di darat, dibantu dengan serangan udara.

Amerika Serikat juga sudah mengirim bantuan persenjataan berupa ratusan senapan mesin dan peluncur granat bagi tentara Filipina.

Baca: Demi Perangi ISIS di Marawi, AS Beri Ratusan Senjata kepada Filipina

Meski sebagian besar Marawi sudah berada di tangan tentara pasukan pemerintah, masih adakah kawasan yang dikuasai kelompok militan itu.

Apa yang menyebabkan militer Filipina belum berhasil sepenuhnya mengusir milisi?

Militer Filipina mengakui bertempur melawan milisi di wilayah perkotaan ternyata jauh lebih sulit dari yang diperkirakan.

"Kondisi lapangan di Marawi sangat berbeda, jadi kami harus melakukan sejumlah penyesuaian, ini adalah pertempuran kota," kata Mayor Rowan Rimas, anggota marinir Filipina, kepada wartawan BBC di Marawi.

Tadinya, jumlah milisi yang beroperasi di Marawi diperkirakan puluhan, namun setelah pecah pertempuran pada akhir Mei, para pejabat militer yakin jumlah mereka mencapai ratusan.

Milisi tak hanya berasal dari Marawi tapi juga dari etnik Tausug dan Yakan di Kepulauan Sulu, yang juga dikenal sebagai basis kelompok militan Abu Sayyaf.

Informasi bergabungnya milisi dari etnik Tausug dan Yakan disampaikan Norodin Alonto Lucman, pemuka Muslim Marawi yang membantu menyelamatkan tak kurang dari 70 warga Kristen saat penggeledahan milisi.

Seperti 'tukang sihir'

Kemampuan kelompok militan merekrut anak-anak muda dikatakan seperti 'tukang sihir'.

Fakta ini membuktikan sudah ada aliansi antara kelompok-kelompok di Mindanao dan Sulu, yang semuanya sudah mengikrarkan sumpah setia ke kelompok ISIS. 

Pemimpin milisi di Marawi adalah Isnilon Hapilon, yang juga adalah panglima militer Abu Sayyaf.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com