Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digempur Dua Pekan, Mengapa Marawi Tak Kunjung Dikuasai?

Kompas.com - 07/06/2017, 04:59 WIB

Baca: Apa yang Terjadi di Marawi, dan Siapa Isnilon Hapilon?

Namun faktor utama di balik kekuatan milisi di Marawi adalah Maute bersaudara, anggota klan Maranao, yang mengenyam pendidikan di Timur Tengah.

Omar Solitario, mantan milisi Moro yang sekarang menjadi politikus dan pebisnis di Marawi, mengatakan kelompok milisi sangat pintar merekrut anak-anak muda.

"Cara mereka merekrut anak-anak muda seperti tukang sihir," kata Solitario.

"Mereka mencoba menginfiltrasi sekolah-sekolah terbaik. Gerakan mereka seperti virus, Anda tak bisa menghentikannya hanya dengan senjata," kata dia.

Baik Lucman maupun Solitario memiliki hubungan keluarga dengan Maute bersaudara dan keduanya diminta Pemerintah Filipina untuk menjadi mediator, namun milisi pimpinan Maute tak tertarik berdialog.

'Ingin jihad'

Warga yang berhasil meninggalkan daerah pertempuran ditampung di kantor-kantor pemerintah di pinggiran Marawi.

Bagi anak-anak muda yang menjadi anggota kelompok militan, generasi lama yang berhasil meneken perjanjian damai dengan pemerintah dianggap terlalu lunak dan 'tak teguh memegang perjuangan'.

Generasi baru yang frustrasi ini memilih jalan berbeda, jalan yang lebih keras.

Lucman bertemu dengan anak-anak muda ini dan meminta mereka menghentikan perjuangan dengan imbalan akan dilindungi oleh komunitas Muslim di Marawi.

"Mereka menjawab, mereka ingin jihad. Mereka ingin mati. Mendengar jawaban ini saya berkesimpulan tak ada lagi yang bisa saya lakukan," kata Lucman.

Jawaban itu mengisyaratkan kondisi mental yang membuat para milisi tak mudah menyerah dan akan melawan hingga mati.

Di luar itu, milisi menerapkan taktik menempatkan penembak jitu di berbagai gedung yang mereka kuasai di Marawi.

Kantor berita Reuters memberitakan bahwa dari sisi logistik, milisi sudah menimbun senjata dan makanan yang membantu mereka bisa bertahan lebih lama.

Warga sipil yang terjebak di wilayah yang dikuasai milisi membuat militer enggan untuk melancarkan serangan besar-besaran untuk menumpas mereka.

Hal-ha; itu semua membuat pertempuran di Marawi belum bisa dirampungkan, setidaknya hingga beberapa hari mendatang.

Baca: Marinir Filipina Temukan Uang Rp 14 Miliar di Rumah Teroris Marawi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com