Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lari dari Kekerasan, 20.000 Warga Myanmar Mengungsi ke China

Kompas.com - 10/03/2017, 09:25 WIB

BEIJING, KOMPAS.com – Lebih dari 20.000 warga Myanmar mengungsi dengan menyeberangi perbatasan ke China, lari dari pertempuran antara kelompok etnis dan pasukan pemerintah.

Beijing, Kamis (9/3/2017), mengatakan, ribuan orang itu telah menyeberangi perbatasan China dalam beberapa bulan terakhir untuk menyelamatkan diri dari konflik di Myanmar.

Kekerasan yang terjadi di negara bagian Rakhine, yang berbatasan dengan Banglades, dan Shan,  yang berbatasan dengan China, telah meningkat dalam beberapa bulan ini.

Menurut Reuters, situasi panas itu telah mengancam pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang dilaporkan sedang berusaha menciptakan keamanan bagi kelompok minoritas.

Minggu ini, sekitar 30 orang tewas dalam serangan oleh pemberontak etnis China di Laukkai, ibu kota daerah bersejarah dan terpencil Kokang, Myanmar, yang berada 800 km di utara Yangon.

Kokang terletak di negara bagian Shan, yang dalam pertempuran selama tiga bulan terakhir telah menyebabkan lebih dari 160 orang akibat pertikaian antara kelompok pemberontak dan militer.

China memberikan bantuan kemanusiaan  sambil mengambil langkah-langkah untuk menjamin perdamaian dan ketenangan di wilayah perbatasan, kata juru bicara Kemenlu China, Geng Shuang.

Geng menegaskan, China menyerukan semua pihak yang terlibat untuk "menahan diri dan segera menghentikan permusuhan" demi mengurangi pertikaian bersenjata di sana.

"China mendukung proses perdamaian Myanmar dan berharap semua pihak dapat menggunakan cara-cara damai untuk menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog dan konsultasi," kata Geng.

Granat dan peluru tajam jatuh ke wilayah China dalam pertempuran yang melukai satu warga Tionghoa yang menetap di daerah konflik. Banyak rumah dan lahan pertanian rusak.

Pemerintahan de facto Myanmar, Aung Suu Kyi, kini semakin dikepung oleh pemberontak etnis. Ia bergulat dengan aliansi milisi di utara dan pemberontakan baru etnis Rohingya di barat laut.

Dalam serangan minggu ini, pejuang yang didominasi militan etnis China-Myanmar meluncurkan serangan fajar kepada polisi, militer, dan kantor-kantor pemerintah.

Hanya sedikit orang yang tetap berada di Laukkai, yang telah menjadi sasaran serangan.  Pasukan keamanan berpatroli dii jalan-jalan dan daerah-daerah terpencil.

Pejabat Palang Merah setempat, Saw Shwe Myint, mengatakan, 60 pekerja migran  Myanmar yang bekerja di perkebunan tebu rakyat masih bersembunyi di tempat penampungan di kota itu.

Di sisi lain, badan kemanusiaan telah memindahkan lebih dari 1.000 pekerja ke lokasi yang aman di daratan Myanmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com