Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah China Hentikan Proyek Bus "Ngangkang"

Kompas.com - 08/08/2016, 16:27 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China menghentikan pengembangan bus "ngangkang" atau Transit Explore Bus (TEB) setelah uji coba pertamanya di kota Qinghuangdao, provinsi Hebei.

Pada awal bulan ini, foto-foto uji coba bus futuristik berukuran panjang 22 meter, lebar 7,8 meter dan tinggu 4,8 meter itu menjadi viral di media sosial.

Namun, angan-angan untuk melihat bus itu beroperasi di jalan raya dalam waktu beberapa tahun ke depan kemungkinan besar sirna setelah pemerintah Qinhuangdao mengatakan, tidak mengetahui adanya uji coba bus itu.

TEB Technology Development Company, perusahaan di balik ide bus unik ini akhirnya mengakui bahwa uji coba pada 2 Agustus lalu itu adalah sebuah "uji coba internal".

Sejak sebuah video pendek soal bus ini diputar di International High-Tech Expo ke-19 di Beijing pada Mei lalu, TEB langsung menarik perhatian.

Bahkan Song Youzhou, perancang bus ini, mengatakan protipe bus sedang dibangun dan lima kota di China yaitu Nanyang, Qinhuangdao, Tianjin, Shenyang dan Zhoukou telah meneken kontrak untuk terlibat dalam proyek ini.

Meski ide bus "ngangkang" ini terdengar saat luar biasa, tetapi sejumlah kalangan menganggap ide ini sulit terlaksana.

Masih banyak pertanyaan yang harus dijawab terkait fisibilitas bus ini, terutama terkait dengan masalah keselamatan di jalan raya.

Tinggi maksimal kendaraan yang melintas jalan-jalan di China maksimal adalah 4,5 meter dan sebagian besar jalan layang di China hanya memiliki tinggi 4,2 meter.

Padahal, bus ini dirancang dengan tinggi 4,8 meter, sehingga cukup ruang di bawahnya untuk lalu lalang mobil dan kedaraan lainnya dengan maksimal tinggi 2,1 meter.

Hal lainnya adalah, jumlah maksimal penumpang yang bisa diangkut yaitu 1.200 orang menghasilkan bobot lebih dari 100 ton yang bisa ditahan jalan-jalan di China.

Pertanyaan lain adalah bus ini akan menutupi rambu-rambu lalu lintas dan mobil yang melintas di bawah bus ini tak bisa berganti jalur dan  berbelok.

Selain itu, para pengamat menyebut karena bus ini berjalan di atas jalur khusus maka kendaraan ini harus masuk katagori kereta api.

Selain itu, skema pembiayaan proyek ini dikhawatirkan justru bisa merugikan para investor yang membiayai pengembangan bus "ngangkang" ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com