Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Migran Eropa Rindu Ramadhan di Kampung Halaman di Negara Asal

Kompas.com - 08/06/2016, 19:35 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Dengan matahari Juni yang terbit lebih awal dan terbenam lebih lama, waktu berpuasa di Eropa bisa dua sampai tiga jam lebih panjang untuk para migran dibandingkan di negara asal mereka.

Bulan Ramadhan yang dimulai Senin (6/6/2016) biasanya diisi tradisi buka puasa bersama keluarga dan sahabat.

Namun bagi banyak dari ratusan ribu migran yang datang ke Eropa tahun lalu, sebagian terbesar adalah Muslim yang melarikan diri dari peperangan, konflik dan kemiskinan di Suriah, Afganistan, Irak,  dan lainnya, Ramadhan kali ini terasa jauh dari istimewa.

Di Jerman, sebagian besar dari mereka masih tinggal di tempat-tempat penampungan dengan makanan yang telah lama mereka keluhkan “tidak dapat dimakan”.

Protes atas makanan yang disediakan perusahaan katering, yang dikontrak pemerintah lokal itu, meningkat seiring datangnya Ramadhan.

“Mustahil ada Ramadhan tanpa makanan enak,” ujar Swaid (25), yang duduk bersama abangnya Hamza di Sham, bar makanan ringan Suriah yang populer di Neukoelln, daerah kumuh di Berlin.

Swaid, yang tinggal di sebuah penampungan di utara ibukota Jerman itu, membelanjakan sebagian besar dari 136 dollar AS atau setara Rp 1,8 juta yang ia dapat per bulan untuk makanan.

Ia dan para pencari suaka lainnya patungan membeli roti, beras dan sayuran, yang mereka masak di dalam wajan.

“Saya rindu istri saya, tapi selama Ramadhan, saya akan lebih rindu masakan ibu saya,” canda Swaid beberapa hari sebelum Ramadhan, sambil makan potongan roti gepeng yang diisi ayam shawarma dan saus bawang putih.

Banyak tempat-tempat penampungan di Berlin untuk pertama kalinya menghadapi Ramadhan dan beberapa mencoba memastikan adanya makanan enak.

Lain lagi di Tempelhof, bekas bandar udara yang dibangun Hitler untuk menunjukkan kekuasaan Nazi dan sekarang menjadi tempat penampungan sekitar 5.000 migran.

Juru bicara perusahaan yang mengelola tempat tersebut mengatakan, para tamu akan disediakan kurma dan air setelah puasa, sesuai tradisi Muslim.

Roti, sosis, yoghurt, keju, dan selai

Waktu berpuasa di Eropa saat ini lebih panjang dibandingkan di Timur Tengah.

Dengan matahari Juni yang terbit lebih awal dan terbenam lebih lama, waktu berpuasa bisa dua sampai tiga jam lebih panjang untuk para migran dibandingkan di negara asal.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com