Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Kehidupan Kota Mosul di Bawah Kendali ISIS (2)

Kompas.com - 09/06/2015, 18:58 WIB
MOSUL, KOMPAS.com - Seorang wartawan BBC Ghadi Sary berhasil masuk ke kota Mosul, Irak yang dikuasai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan dengan diam-diam merekam kehidupan warga kota itu.  Dalam video itu beberapa warga Mosul mengakui betapa tertekannya kehidupan mereka di bawah kendali ISIS khususnya bagi warga minoritas. Baca: Mengintip Kehidupan Kota Mosul di Bawah Kendali ISIS (1).

Di bagian kedua kisah ini, diungkap bagaimana ISIS menebar ketakutan di kalangan warga kota Mosul demi memperkuat cengkeramannya di kota terbesar kedua di Irak itu.

Intimidasi, hukuman dan siksaan

Rekaman video itu juga menunjukkan penghancuran masjid dan tempat-tempat suci agama lainnya. Penduduk menceritakan hukuman bagi siapa saja yang melanggar hukum Islam menurut interpretasi ISIS yang diberlakukan di seluruh ‘kekhalifahan’ setelah menguasai Mosul.

“Setelah ISIS merampas Mosul, mereka menetapkan ‘Hukum Khalifah’. Hukuman minimal adalah cambukan, yang diberikan kepada mereka yang tertangkap merokok,” kata Zaid seorang penduduk Mosul.

“Pencurian dihukum dengan amputasi tangan, pelaku perzinahan akan dilempar dari atas gedung bila pria dan akan dirajam hingga mati bila perempuan. Semua hukuman itu dilakukan depan umum untuk mengintimidasi warga lain yang dipaksa menyaksikan.” 

“Saya kenal sejumlah orang yang telah ditangkap ISIS, beberapa adalah keluarga saya. Mereka dibunuh karena bekerja untuk badan keamanan. Yang lain dilepaskan. Mereka menceritakan kisah-kisah mengenai kekejaman yang dilakukan ISIS di penjara-penjaranya," lanjut Zaid.

“Banyak yang sudah dilepaskan menolak untuk bercerita. Mereka bungkam, karena takut ditangkap lagi.”

“Saya pernah ditangkap oleh ISIS. Mereka datang ke rumah mencari adik saya. Ketika tidak menemukannya, mereka memutuskan untuk menahan saya saja,” kenang Fuad, juga seorang warga Mosul.

“Di penjara, saya disiksa. Pria yang menyiksa saya tidak berhenti sebelum dia lelah. Dia tampak tegang dan tidak mendengarkan apapun yang dikatakan para tahanan. Dia mencambuk saya dengan kabel listrik dan menyiksa saya secara psikologis.”

“Ketika adik saya menyerahkan diri, mereka menemukan tuduhan terhadapnya semua palsu namun saya tetap ditahan di penjara hingga mereka memutuskan saya boleh keluar. Mereka mencambuk saya dengan sangat keras, tanda-tanda kabel itu masih terlihat di punggung saya,” kata dia.

Gangguan terhadap kehidupan sehari-hari

Hidup penduduk Mosul telah berubah 180 derajat. Rekaman video menunjukkan pasokan bahan bakar yang kurang, polusi yang menyebar, pembangunan yang terhenti dan sejumlah sekolah yang tidak beroperasi.

“Kehidupan sehari-hari sungguh berubah. Mereka yang dalam militer dan buruh harian tidak lagi mendapat penghasilan karena tidak ada pekerjaan untuk mereka. Warga yang kaya harus menggunakan uang tabungan, mereka yang bergantung pada gaji hidup pas-pasan, tapi mereka yang miskin sudah pasrah,” kata Hisham, penduduk Mosul.

“Saya kehilangan pekerjaan dan terpaksa meninggalkan sekolah. Seperti semua orang, saya tidak mendapatkan hak asasi. Menurut ISIS, semua adalah haram dan saya hanya duduk di rumah seharian. Bahkan aktivitas rekreasi yang sederhana seperti piknik saja dilarang di Mosul, dengan alasan bahwa itu menyia-nyiakan waktu dan uang," tambah dia.

“ISIS mengambil seperempat dari gaji semua orang sebagai sumbangan untuk pembangunan kota. Warga tidak bisa menolak karena takut akan dihukum berat. Kelompok ISIS mengendalikan semuanya. Mereka memungut uang sewa dan rumah sakit dikhususkan bagi anggota ISIS.”

“Mereka juga mengganti imam masjid dengan orang yang pro-ISIS. Banyak dari kami berhenti ke masjid karena mereka yang datang diharuskan mengucapkan sumpah kesetiaan dan kami benci itu.”

“Sementara itu, adik saya dicambuk 20 kali karena dia tidak menutup toko pada waktu salat – mereka melakukan kekerasan dengan alasan agama!” lanjut Hisham. (bersambung)

Baca juga

Mengintip Kehidupan Kota Mosul di Bawah Kendali ISIS (3)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com