Ketika berbicara di depan publik untuk pertama kalinya sejak putranya meninggal, John Bilardi mengatakan, dia yang bertanggung jawab atas apa yang dilakukan anaknya.
Jake Bilardi dilaporkan tewas awal bulan ini di Ramadi, Irak.
Sedikitnya 17 orang tewas dan belasan lain terluka dalam serangan tersebut, yang menurut John Bilardi dilancarkan oleh kelompok ISIS.
"Dia adalah hadiah, seperti piala. Mereka menggunakan dia untuk tujuan mereka sendiri," kata Bilardi dalam acara "60 Minutes" di Channel 9 Australia.
"Dia (Jake) memang punya keinginan untuk mati."
Bilardi menggambarkan Jake sebagai anak yang pemalu dan penyendiri, dan dia menelantarkan masalah psikologis putranya ini sejak kecil. "Kesalahannya ada di pundak saya. Dia adalah putra saya, dan saya tahu ada sesuatu yang tidak benar."
"Dia memiliki masalah psikologis yang seharusnya sudah ditangani, dan saya merasa saya seharusnya yang bertanggung jawab. Saya seharusnya membantu, dan dia memang memerlukan bantuan, dan sebagai orangtua, saya tidak mampu melakukannya."
Bilardi mengatakan, Jake, anak paling muda dari enam bersaudara, memang anak yang sulit sejak kecil, selalu ingin mendapat perhatian, dan sering melakukan tindak kekerasan.
Menyusul perceraian, John Bilardi kehilangan kontak dengan keenam anaknya, tetapi mengadakan kontak lagi dengan Jake setelah ibunya meninggal.
Meskipun dibesarkan sebagai ateis, Jake kemudian berpindah ke Islam, dan dengan cepat menjadi radikal setelah menonton propaganda ISIS di laptopnya. Dia kemudian bergabung dengan ISIS di Suriah dan menjadi salah seorang yang dijadikan bahan publikasi oleh kelompok tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.