LONDON, KOMPAS.com - Jumlah warga Eropa yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah meningkat menjadi lebih dari 3.000 orang. Demikian kata kepala badan antiterorisme Uni Eropa kepada BBC, Jumat (26/9/2014).
Gilles de Kerchove juga memperingatkan bahwa serangan udara pihak Barat akan meningkatkan serangan balasan di Eropa.
"Hal ini sudah terbukti dengan Perancis karena tiga hari lalu (ISIS) mengeluarkan ancaman akan membalas negara koalisi. Lalu seorang pria Perancis diculik di Aljazair dan kemudian dipenggal. Jadi mereka mewujudkan ancamannya," tambah De Kerchove.
Lebih jauh De Kerchove menambahkan, dengan semakin "berkibarnya" ISIS maka kelompok-kelompok rival seperti Al-Qaeda kemungkinan bakal menggelar serangan ke Eropa untuk membuktikan eksistensi mereka.
"Kebangkitan ISIS kemungkinan akan mendorong Al-Qaeda melakukan sesuatu untuk membuktikan bahwa mereka masih ada," tambah dia.
Koalisi militer pimpinan Amerika Serikat meluncurkan hampir 200 serangan udara terhadap milisi ISIS di Irak sejak bulan Agustus dan sejak Senin (22/9/2014) mulai menargetkan ISIS di Suriah.
Parlemen Inggris dijadwalkan akan melakukan pemungutan suara mengenai kemungkinan serangan udara di Irak pada Jumat ini.
De Kerchove mengatakan jumlah 3.000 orang tersebut memasukkan semua orang yang sudah berada di kawasan itu, termasuk mereka yang telah kembali dan tewas di medan pertempuranDinas Intelijen AS (CIA) memperkirakan ISIS kemungkinan memiliki sampai 31.000 orang anggota milisi di Irak dan Suriah, tiga kali lebih banyak daripada yang diperkirakan sebelumnya.