Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Pesepak Bola Jerman Tewas Saat Bertempur di Suriah

Kompas.com - 19/11/2013, 19:11 WIB
BERLIN, KOMPAS.com — Seorang mantan pesepak bola Jerman, yang pernah memperkuat tim nasional Jerman pada usia 17 tahun, meninggalkan karier lapangan hijaunya dan memilih bertempur bersama Al Qaeda di Suriah.

Burak Karan pernah bermain bersama nama-nama terkenal seperti Sami Khedira atau Kevin-Prince Boateng, dan diramalkan banyak pengamat akan menjadi bintang masa depan Tim Panser.

Namun, lima tahun lalu Karan meninggalkan sepak bola dan meninggalkan Jerman untuk bergabung dengan salah satu kelompok militan di Suriah yang melawan rezim Bashar al-Assad.

Pada 11 Oktober lalu, di usia yang baru 26 tahun, pemuda berdarah Turki itu tewas akibat serangan udara pasukan rezim Assad di desa Azaz, dekat perbatasan Turki. Sebuah foto Karan yang sedang memeluk senapan serbu AK-47 muncul di media sosial untuk menghormati mantan pesepak bola itu.

Burak Karan menjalani debutnya bersama timnas Jerman U-17 pada 2003 dan pernah berlatih dengan klub-klub besar Bundesliga seperti Leverkusen, Hertha Berlin, Hamburger SV, dan Hanover. Karan digambarkan sebagai pemuda penuh bakat dengan prospek luar biasa. Dia juga dikenal sebagai sahabat dekat Kevin-Prince Boateng.

"Dia seharusnya bisa hidup tenang sebagai pesepak bola," kata Thomas Hengen, pelatih terakhir Karan di klub Alemannia Aachen.

Sepanjang karier singkatnya, Karan tampil lima kali untuk timnas Jerman U-16 dan dua kali untuk timnas U-17. Pada 1 Juli 2008, Karan mengakhiri karier sepak bola walau baru berusia 20 tahun.

"Burak mengatakan uang dan karier bukan hal penting untuknya. Dia kerap mencari video daerah-daerah perang di internet. Dia sangat sedih melihat nasib korban perang," ujar Mustafa, kakak Burak Karan.

Dinas intelijen Jerman sebenarnya sudah mengetahui bahwa Karan sempat bertemu dengan Emrah Erdogan, seorang anggota kelompok militan. Erdogan kini tengah diadili di Jerman karena keterkaitannya dengan Al Qaeda.

Karan kemudian menjalani pelatihan militer Al Qaeda di wilayah Waziristan, Pakistan. "Sejak saat itu yang dibicarakannya selalu tentang jihad," ujar saudarinya, Zuhal.

Kejaksaan Agung Jerman pernah menggelar penyelidikan terhadap Burak Karan terkait dukungannya terhadap organisasi teroris asing. Namun, pemuda itu tidak pernah didakwa secara hukum.

Ketika perang saudara pecah di Suriah pada 2011, Burak Karan seperti sudah menemukan takdir kehidupannya. Setelah bekerja mengumpulkan sumbangan dan mengirim bantuan makanan serta obat-obatan ke Suriah, Karan kemudian membawa istrinya yang berusia 23 tahun dan kedua anaknya ke perbatasan Turki-Suriah.

Keluarga Burak Karan yakin, pemuda itu mempersenjatai diri untuk melindungi konvoi bantuan. Kini kakaknya, Mustafa, terbang ke Turki untuk mencari tahu kebenaran soal adiknya.

Mustafa ingin mengetahui apalah adiknya memang seorang anggota Al Qaeda yang fanatik, ataukah hanya seorang pria biasa yang kehilangan nyawa saat berusaha membuat perubahan sebagai seorang pekerja sosial.

Dinas intelijen dalam negeri Jerman (BfV) mengatakan, jumlah warga negara Jerman yang berangkat ke Suriah untuk berperang meningkat tajam. Direktur BfV Hans-Georg Maassen mengatakan, sebanyak 220 warga Jerman berperang di Suriah. Namun, jumlah sebenarnya diyakini lebih banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com