Ghislaine Dupont (57) dan Claude Verlon (55) diculik dan ditembak mati setelah mewawancarai seorang juru bicara kelompok separatis Tuareg di kota Kidal, Mali.
"Kami sedang dalam proses verifikasi kemungkinan itu. Namun, hal itu tampaknya sangat mungkin terjadi," kata Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabous.
Sebelumnya AQIM merilis pernyataan di internet bahwa kematian kedua wartawan itu adalah "pembayaran utang" minimum Perancis akibat keterlibatan mereka di Mali.
"Operasi ini adalah respons atas kejahatan yang dilakukan Perancis terhadap warga Mali serta pasukan Afrika terhadap Muslim Azawad," kata AQIM.
Pembunuhan kedua jurnalis itu diduga dilakukan sebuah unit pasukan yang dipimpin komandan Tuareg Abdelkarim Targui, yang memiliki hubungan dekat dengan Abdelhamid Abou Zeid, salah seorang pemimpin AQIM yang tewas dalam pertempuran melawan Perancis, akhir Februari lalu.
Patroli militer Perancis menemukan jasad kedua wartawan itu sekitar 12 kilometer di sebelah timur Kidal, hanya beberapa jam setelah mereka diculik.
Pembunuhan ini sangat mengejutkan Perancis yang baru saja menyambut empat pria yang selama tiga tahun disandera AQIM di Niger, tetangga Mali.
Sejumlah sumber mengatakan, Pemerintah Perancis telah mengirim tujuh orang penyelidik, termasuk para pejabat polisi dan intelijen ke Mali untuk membantu penyelidikan tewasnya kedua jurnalis itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.