"Polisi sedang mencari pria kulit hitam berusia 40-50, mengenakan pakaian seragam ala militer," kata kepala kepolisian setempat, Cathy Lanier, dalam konferensi pers, Senin. Jumlah pelaku penembakan sejauh ini masih simpang siur. Dugaan pelaku mengenakan seragam militer menguatkan kekhawatiran bahwa pelaku adalah "orang dalam".
Lanier, misalnya, semula mengatakan bahwa kepolisian memburu dua pelaku, tetapi wakilnya kemudian mengatakan satu pelaku sudah dilumpuhkan. Sebelumnya, Lanier mengatakan, sampai konferensi pers itu digelar, dipastikan 12 orang tewas, termasuk satu pelaku.
Dengan ragam laporan dan keterangan yang masih simpang siur. Kejadian sesungguhnya belum dapat dipastikan. Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa penembakan dilakukan oleh pelaku yang bersembunyi di ruangan gedung markas.
Belum diketahui juga bagaimana pelaku dapat menembus sistem keamanan ketat kompleks militer tersebut. Kompleks berlokasi di tepi Sungai Anacostia. Jaraknya kurang dari tiga kilometer dari Capitol Hill dan Gedung Putih.
Sebagai antisipasi keamanan, beberapa sekolah di sekitar kompleks militer tersebut langsung ditutup. Sementara itu, penerbangan melalui Bandara Nasional Reagen yang berada di dekat kompleks itu juga ditunda.Penembakan terjadi pada pukul 08.20 waktu setempat, atau pukul 20.20 WIB, di gedung markas besar Naval Sea System Command. Sekitar 3.000 orang bekerja di kompleks tersebut, yang di antara lain memiliki tugas mengawasi pembangungan dan pembelian kapal perang dan sistem tempur.
Di dalam kompleks ini terdapat juga sebuah museum sejarah angkatan laut, yang membawa kembali para pengunjungnya ke awal era 1800-an, ke masa tempat tersebut menjadi pusat pembuatan kapal. Di dalam kompleks ini juga terdapat kawasan tempat tinggal yang menjadi rumah dari jendral bintang empat Angkatan Laut, kepala pusat komando ini, Laksamana Jonathan Greenert.