Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan di Markas AL Amerika, 12 Tewas

Kompas.com - 17/09/2013, 02:47 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com — Amukan tembakan di jantung kompleks Angkatan Laut Amerika Serikat, Senin (16/9/2013), dipastikan menewaskan sedikitnya 12 orang. Satu pelaku penembakan juga tewas, dan polisi masih memburu dua pelaku lain yang diduga mengenakan seragam militer.

"Sebanyak 12 orang dipastikan tewas setelah penembakan di Washington Navy Yard, dan sejumlah orang lain terluka," kata Kepala Kepolisian District of Columbia Cathy Lanier, Senin. Penembakan ini langsung mengaktifkan pengetatan pengamanan di Capitol Hill dan Gedung Putih.

"Perhatian besar bagi kami sekarang adalah, masih ada dua penembak lain yang keberadaannya belum kami ketahui," kata Lanier. Sejauh ini, dia mengatakan, belum ada indikasi mengenai motif penembakan.

Presiden Amerika Barack Obama menyatakan berkabung atas insiden tersebut. "Ini tindakan pengecut," kecam Obama.


Satu pelaku yang telah ditembak mati diindikasi sebagai karyawan Angkatan Laut (AL) yang status pekerjaannya berubah pada awal tahun ini. Informasi ini berdasarkan keterangan dari pejabat federal yang meminta identitasnya tak disebutkan.

Masih merujuk pejabat tersebut, status pekerjaan tersebut diduga melatarbelakangi serangan ini, meskipun motif lain tak dikesampingkan termasuk terorisme.
           
Seorang saksi mengatakan, seorang pria bersenjata menembak dari lantai atas sebuah kafetaria dan seorang pria juga menembaki orang-orang di lorong lantai lain kafetaria tersebut. Belum dapat dipastikan apakah saksi ini mengidentifikasi dua penembak yang berbeda atau orang yang sama.
           
Sekitar 3.000 orang bekerja di pusat Komando Sistem Angkatan Laut tersebut. Bagian ini berperan membangun, membeli, dan memelihara kapal AL, termasuk kapal selam dan peralatan tempur kapal.

Todd Brundidge, seorang saksi, mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya menghadapi seorang pria bersenjata di lorong lantai tiga gedung. Menurut dia, pira itu mengenakan pakaian serba biru. "Dia hanya berbalik dan mulai menembak," tutur dia.

Seorang saksi lain, Terrie Durham, menambahkan, "Dia berperawakan tinggi dan tidak bicara apa-apa." Durham mengaku, begitu menyadari bahwa lelaki itu mengeluarkan tembakan, dia dan teman-temannya hanya bisa berteriak memperingatkan orang-orang di gedung tersebut untuk keluar.
           
Sementara itu, Rick Mason, saksi lain, mengatakan bahwa seorang pria bersenjata menembak dari lantai empat gedung. Menurut dia, sasaran penembakan adalah orang-orang di kafetaria gedung itu. Mason mengaku bisa mendengar tembakan, tetapi tak melihat pria bersenjata.

Namun, Mason menambahkan bahwa untuk mencapai kantornya, ada beberapa level keamanan yang harus dilewati. "Itu membuat saya berpikir (pelakunya) mungkin seseorang yang bekerja di sini," kata dia.

Adapun saksi lain bernama Patricia Ward mengatakan, ketika penembakan terjadi, dia sedang ada di kantin. "
Itu tiga tembakan langsung berturut-turut. Dor-dor-dor. Tiga detik kemudian, dor-dor-dor-dor. Sekitar tujuh tembakan ketika kami mulai berlarian," kata dia.

"Seorang korban meninggal di
George Washington University Hospital karena luka tembak tunggal di pelipis kiri," kata Babak Sarani, Direktur Trauma dan Perawatan Operasi Akut.

Sementara itu, Janis Orlowski, Kepala Petugas Pelaksana Washington Hospital Center, mengatakan kepada wartawan bahwa rumah sakit itu merawat tiga korban tembak dalam kondisi kritis. Salah satunya adalah perwira kepolisian Washington dan dua warga sipil perempuan.

Orlowski mengatakan, polisi mengalami luka tembak di kaki. Seorang wanita mengalami luka tembak di bahu, dan yang lain memiliki luka tembak di kepala dan tangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com