Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/08/2019, 17:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, polisi Hong Kong mengacungkan serta menembakkan pistol mereka dan meriam air dalam demo yang berlangsung Minggu (25/8/2019).

Ini merupakan pertama kalinya aparat penegak hukum menembakkan peluru tajam dalam salah satu aksi terpanas sepanjang tiga bulan pergerakan massa pro-demokrasi.

Demo yang berlangsung di Distrik Tsuen Wan pada sore waktu setempat berubah menjadi bentrokan di mana polisi kalah jumlah, dan beberapa kali terkepung oleh massa yang membawa batu serta tongkat.

Baca juga: Kerusuhan Kembali Hantam Hong Kong, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Berdasarkan laporan jurnalis AFP yang berada di lokasi kejadian, terdapat satu kejadian yang membuat para polisi itu mengarahkan pistol ke arah peserta demo Hong Kong.

"Berdasarkan pemahaman saya, hanya satu tembakkan yang dilakukan oleh salah satu kolega kami," ujar Superintendent Polisi Leung Kwok Win dalam jumpa pers.

Leung mengatakan berdasarkan informasi yang dia peroleh, tembakkan senjata itu berasal dari salah satu anggota kepolisian yang tidak mengenakan seragam.

Tidak dijelaskan di mana pistol itu ditembakkan. Namun aksi itu merupakan kali pertama peluru tajam digunakan sejak demo dimulai tiga bulan lalu.

Hong Kong tengah membara karena aksi yang awalnya menentang UU Ekstradisi berubah menjadi tuntutan reformasi demokrasi yang menentang pemerintah China.

Awal Minggu ini, setelah ribuan orang berbaris dengan damai di tengah hujan lebat, sekelompok massa garis keras membuat barikade dan melemparkan bom molotiv ke polisi huru hara.

Setelah menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, polisi mengerahkan meriam air ke jalan. Memberi tanda peringatam mereka bakal menembak jika demonstran tak pergi.

Meriam air itu kemudian melakukan tugasnya ke jalan di mana para pendemo beraksi, membuat mereka lari tunggang langgang. Tidak disebutkan ada korban luka.

Sebelumnya, polisi menyatakan kendaraan lengkap dengan kamera pengintai dan semprotan hanya akan diterjunkan khusus untuk menangani "kerusuhan skala besar".

Sepanjang protes, Beijing menggunakan berbagai taktik seperti intimidasi, propaganda, hingga tekanan ekonomi yang disebut oleh pengunjuk rasa sebagai "teror putih".

Stasiun kereta atau MTR merupakan tempat publik terbaru yang menghadapi tekanan setelah media China menuduh stasiun memang "mengakomodasi" demonstran.

Pada Minggu, MTR menutup stasiun dekat area demonstrasi di Tsuen Wan, dan merupakan hari kedua berturut-turut lokasi tersebut ditutup sejak aksi berlangsung.

Baca juga: Unggah Postingan soal Demo Hong Kong di Facebook, Pramugari Cathay Pacific Dipecat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com