Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Survei Rel Kereta Api Korea Selatan Tiba di Perbatasan Korut-China

Kompas.com - 05/12/2018, 19:00 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber UPI

SINUIJU, KOMPAS.com - Tim survei rel kereta api Korea Selatan yang diberangkatkan pekan lalu, dilaporkan telah tiba di kota perbatasan Korea Utara dengan China.

Tim yang beranggotakan 28 pakar perkeretaapian itu berangkat dari Stasiun Dorasan di Kota Paju, pada Jumat (30/11/2018) dan melintasi jalur kereta api Gyeongui yang terbagi antara Korea Utara dan Selatan.

Laporan yang diterima pemerintah Korea Selatan, pada Selasa (4/12/2018), menyebutkan bahwa tim telah tiba dengan selamat di Kota Sinuiju, di Korea Utara yang berbatasan langsung dengan Kota Dandong di China.

"Korea Utara telah menyampaikan pada siang ini, lokasi keberadaan tim survei gabungan Gyeongui Line dari kantor penghubung di Kaesong," kata Kementerian Unifikasi Korea Selatan.

Baca juga: Saat Kereta Api Kembali Melintasi Perbatasan Korea setelah 10 Tahun..

"Tim survei saat ini sedang di Sinuiju dan sedang melakukan survei di daerah itu dan misi sejauh ini telah berjalan sesuai dengan rencana," tambah pernyataan kementerian.

Menurut laporan Korea Utara, yang dilansir United Press International, tim diperkirakan sudah akan tiba di Pyongyang pada Rabu (5/12/2018) dan akan dibawa ke perbatasan Korea dekat Kaesong.

Diperkirakan hingga saat ini tim telah rampung melakukan survei terhadap jaringan rel kereta api antara Sinuiju dengan Kaesong, sepanjang sekitar 400 kilometer.

Direncanakan misi survei dengan menyusuri lintasan rel kereta api sepanjang 1.200 kilometer tersebut akan dilangsungkan selama 18 hari.

Melalui survei tersebut, para pejabat dan pakar dari Korea Selatan akan menyusun rencana untuk memodernisasi jalur rel kereta api di Korea Utara yang telah dibangun sejak awal abad ke-20.

Menurut Joo Seong-ha, seorang wartawan asal Korea Utara yang membelot ke Selatan pada 2002, jaringan rel kereta api milik Korea Utara sudah sangat berkarat dan tidak tersentuh karena politik.

Setelah pejabat senior kereta api membongkar dan menjual suku cadang kereta api ke China saat terjadi bencana kelaparan pada tahun 1990-an, Korea Utara mempertahankan teknologi lama, termasuk rel, demi melestarikan warisan sang pendiri, Kim Il Sung.

"Merubah persepsi dalam kepemimpinan Korea Utara harus didahulukan," kata Joo.

Baca juga: PBB Beri Kelonggaran Sanksi Korea Utara untuk Proyek Kereta Api

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com