Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Siapkan Sanksi Baru untuk Rusia terkait Serangan Racun Saraf

Kompas.com - 07/11/2018, 06:52 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap Rusia atas percobaan pembunuhan Sergei Skripal dengan menggunakan racun saraf di Inggris.

"Kami bermaksud untuk melanjutkan sesuai dengan ketentuan Hukum Senjata Kimia dan Biologi, yang mengarahkan pelaksanaan sanksi tambahan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Heather Nauert, seperti diwartakan AFP, Selasa (6/1/2018).

Dia mengatakan, Kemenlu AS sedang berdiskusi dengan Kongres untuk menentukan langkah-langkah pastinya.

Baca juga: Tersangka Pelaku Serangan Racun Novichok Mengaku ke Inggris sebagai Turis

Di bawah UU milik AS, Kemenlu harus menerapkan sanksi lebih lanjut setelah tiga bulan penetapan awal. Sanksi dapat dicabut apabila suatu negara misalnya mengundang para inspektur internasional.

Seperti diketahui, penyelidik Inggris mengklaim operasi Rusia pada 4 Maret lalu berupaya membunuh Sergei Skripal, mantan perwira intelijen dan agen ganda Rusia.

Skripal diracun bersama dengan putrinya, Yulia Skripal, di kota Salisbury, Inggris. Keduanya dapat lolos dari maut usai mengalami kritis.

Racun Novichok digunakan dalam serangan itu. Novichok merupakan racun saraf kelas militer yang dikembangkan oleh Uni Soviet selama Perang Dingin.

Seorang warga Inggris yang terapar racun Novichok beberapa waktu kemudian harus kehilangan nyawanya.

Sementara itu, Rusia membantah terlibat dalam serangan racun saraf di Salisbury.

Perdana Menteri Dmitry Medvedev memperingatkan pada Agustus lalu, setiap pengenaan sanksi lebih lanjut akan menjadi "deklarasi perang ekonomi".

Anggota DPR AS Ed Royce mengatakan, pemerintahan Trump perlu bertindak cepat dengan sanksi baru tersebut.

"Tidak ada yang harus terkejut Vladimir Putin menolak sumpah penggunaan racun saraf senjata masa depan," ucapnya.

Sanksi pertama AS kepada Rusia terkait serangan racun saraf adalah melarang ekspor senjata dan produk keaamanan lainnya ke Rusia, serta membekukan jaminan kredit pemerintah AS ke Rusia.

Baca juga: Investigasi Ungkap Novichok dalam Botol Parfum Bisa Tewaskan 4.000 Orang

Pengumuman sanksi pada Agustus lalu membuat saham Rusia jatuh dan rubel merosot ke level terendah terhadap dollar AS dalam hampir dua tahun.

Penurunan itu terjadi meski efek langsung dari sanksi awal terbatas karena Rusia tidak membeli senjata AS.

Sebagai informasi, Rusia sudah berada di bawah sanksi AS sejak 2014 karena campur tangan militernya di Ukraina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com