Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/11/2018, 22:15 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Seorang biarawati Australia yang membuat marah Presiden Rodrigo Duterte meninggalkan Filipina pada Sabtu (2/11/2018).

AFP mengabarkan, kepergiannya menjadi babak akhiperjuangan hukum yang panjang melawan upaya pemerintah untuk mendeportasinya

Suster Patricia Fox dikawal ke bandara oleh sekitar 200 aktivis hak asasi manusia yang memuji tahun-tahun pelayanannya di negara Asia Tenggara itu.

"Duterte, keluar. Suster Pat, kembalilah," teriak beberapa pendukung.

Baca juga: Vatikan Imbau Biarawati Kurangi Bermain Media Sosial

Fox telah menghabiskan hampir tiga dekade bekerja dengan buruh, petani dan kaum miskin kota Filipina.

Saat pergi dengan kesedihan, dia mendesak simpatisannya untuk terus membantu warga yang kurang beruntung.

"Saya harap (Duterte) mendengarkan suara rakyat kecil, bukan hanya militer, bukan hanya para pengusaha, tetapi para petani, para pekerja, rakyat kesukuan," katanya.

Fox pernah membuat marah Duterte karena bergabung dalam misi pencarian fakta pada April lalu untuk menyelidiki dugaan pelanggaran terhadap petani.

Dia sempat ditangkap dengan tuduhan melanggar ketentuan visanya terhadap kegiatan aktivisnya.

Otoritas imigrasi awal pekan ini menolak memperpanjang visa kunjungannya dan memerintahkan perempuan berusia 71 tahun itu pergi dari Filipina.

Kepemimpinan Katolik di negara itu juga turut bersedih atas kepergian Suster Fox dari Filipina.

"Deportasi Suster Patricia Fox adalah pukulan bagi semangat misioner gereja," demikian pernyataan gereja.

"Iman yang dia nyatakan tidak merugikan kehidupan orang Filipina. Bahkan, jadi sumber harapan dan penghiburan bagi warga negara kami yang menderita," kata Pastor Jerome Secillano, direktur eksekutif dari kantor urusan para uskup.

Baca juga: Ingin Cegah Korupsi, Duterte Tempatkan Militer di Pemerintahannya

Pernyataan berbeda disampaikan juru bicara Duterte, Salvador Panelo.

"Kepergian Suster Patricia Fox adalah peringatan tepat waktu bagi semua orang asing yang tinggal di negara ini," tuturnya.

"Mereka tidak berhak atas semua hak-hak dan hak istimewa yang diberikan kepada warga Filipina," imbuhnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com