Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Tewas, Ini Kritikan Terakhir Khashoggi kepada Arab Saudi

Kompas.com - 24/10/2018, 09:43 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Daily Mail

LONDON, KOMPAS.com — Pembunuhan terhadap jurnalis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi, membuat banyak pihak di dunia geram.

Khashoggi merupakan mantan orang dalam keluarga kerajaan yang berubah menjadi pengkritik putra mahkota.

Dia menghilang usai masuk ke konsulat Saudi di Turki pada 2 Oktober lalu, guna mengurus dokumen untuk keperluan rencana pernikahannya.

Tiga hari sebelum tewas, Khashoggi muncul di acara publik di London, Inggris, pada peringatan 25 tahun Perjanjian Damai Oslo antara Israel dan kepemimpinan Palestina.

Baca juga: Trump Sebut Upaya Tutupi Pembunuhan Khashoggi sebagai Aksi Terburuk

Dilansir dari Daily Mail, Selasa (23/10/2018), pria berusia 59 tahun tersebut mengatakan acara konferensi itu memang mengenai Timur Tengah, tetapi tidak mungkin digelar di sana.

"Acara akan sulit digelar saat ini di dunia Arab karena kami mundur dari kebebasan di sebagian besar negara Arab," katanya.

Dia menyebut, kebanyakan negara di Arab sedang runtuh, seperti Libya, Suriah, dan Yaman, sehingga tidak memiliki kepentingan membahas Palestina karena memiliki masalah internal.

"Mereka tidak memiliki kepentingan untuk mendiskusikan Palestina karena mereka punya kesengsaraan sendiri," ucapnya.

"Kemudian, di negara seperti Arab Saudi, negara saya, atau di Mesir, mereka tidak berminat pada isu-isu semacam itu yang memotivasi dan mengumpulkan rakyat karena ingin menundukkan mereka," imbuhnya.

Dua hari setelah menghadiri konferensi, dia terbang dari London ke Istanbul.

Khashoggi terakhir terlihat dalam keadaan hidup pada 2 Oktober 2018 saat memasuki konsulat Saudi di Istanbul untuk mengurus dokumen rencana pernikahan dengan tunangannya.

Baca juga: Raja dan Putra Mahkota Saudi Temui Keluarga Jamal Khashoggi

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut kematian Khashoogi bukan karena kecelakaan, melainkan pembunuhan berencana yang kejam.

Dia menyoroti sikap staf konsulat Saudi yang mengulur waktu penyelidik Turki untuk memasuki gedung.

"Kami menegaskan tak bakal diam dan melakukan segala tindakan untuk menegakkan keadilan," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com