Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekutu Terakhir Taiwan di Afrika Tak Tertarik Pindah Haluan ke China

Kompas.com - 23/08/2018, 14:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TAIPEI, KOMPAS.com - Sekutu terakhir Taiwan di Afrika, Kerajaan eSwatini, berjanji untuk mempertahankan hubungan diplomatik.

Jaminan itu dikatakan di tengah merebaknya kabar China sedang mendekati eSwatini agar mengalihkan hubungan diplomatik ke mereka.

Dilansir Reuters via Channel News Asia Rabu (22/8/2018), Menteri Luar Negeri eSwatini, Mgwagwa Gamedze, menegaskan negaranya tak tertarik pindah haluan ke China.

Baca juga: Taiwan Terancam Kehilangan Tiga Lagi Negara Sekutunya

Dalam kunjungannya ke Taiwan, Gamedze memperingatkan Negara "Panda" untuk tidak melakukan perang psikologis kepada mereka.

"Sebab, hubungan kami dan Taiwan berusia lebih dari 50 tahun. Mereka juga baik kepada kami. Jadi, kami tak akan menyakiti mereka," ujar Gamedze.

Dia melanjutkan, kedatangan negara yang dulunya bernama Swaziland itu merupakan bukti bahwa mereka berdiri bersama Taiwan.

"Kami tidak akan mengorbankan hubungan dua negara untuk hal lain," janji menteri yang menjabat sejak 2013 tersebut.

Sebelumnya, Asisten Menlu China, Chen Xiaodong, mengatakan dia berharap eSwatini membuka hubungan diplomatik jelang pertemuan pemimpin Afrika dan China September nanti.

"Kami menatap ke depan, dan berharap semua negara di Afrika, tanpa kecuali, menikmati kerja sama dengan China," ucap Chen.

Pernyataan itu keluar setelah El Salvador mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Taiwan, dan beralih ke Beijing Selasa (21/8/2018).

Taipei menuduh China melakukan diplomasi uang. Sebab sebelumnya, El Salvador sempat meminta dana besar untuk proyek pembangunan pelabuhan.

Oleh Taiwan, permintaan tersebut ditolak karena jika El Salvador mendapatkan keinginannya, kedua negara bakal terlilit utang.

Sementara itu, Presiden Tsai Ing-wen memperingatkan bahwa China bakal terus melakukan tekanan dengan sisa 17 negara yang mengakui Taiwan.

"Kita harus mempersiapkan mental. Sebab, tekanan ini tak bakal berhenti hingga masa pemilihan umum," tutur Tsai.

Hubungan Taiwan dan China menjadi renggang sejak Tsai berkuasa di 2016. China takut jika Tsai bakal mendesak adanya pengakuan kemerdekaan.

Tsai menyatakan, dia tetap mempertahankan status quo. Namun di sisi lain, dia juga menjaga demokrasi Taiwan.

Baca juga: El Salvador Umumkan Pemutusan Hubungan Diplomatik dengan Taiwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com