Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Vietnam, Bisnis Sewa Mempelai dan Tamu Pernikahan Makin Berkembang

Kompas.com - 26/02/2018, 15:00 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP


HANOI, KOMPAS.com — Pernikahan Kha, perempuan asal Vietnam, tampak sempurna dari luarnya. Namun, dia menyembunyikan sebuah rahasia gelap.

Perempuan berusia 27 tahun itu hamil tiga bulan dan pengantin pria yang digandengnya adalah palsu alias bukan suami sahnya.

Mempelai pria dibayar untuk menghilangkan stigma sosial yang disematkan kepada orangtua tunggal, terutama kepada kaum perempuan.

"Orangtua saya akan malu jika saya hamil tanpa seorang suami," kata Kha kepada AFP sebulan setelah hari pernikahan palsunya yang berbiaya 1.500 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 20,4 juta.

Besaran dana tersebut impas untuk menutup kepergian ayah sang bayi yang memilih menikah dengan perempuan lain.

Baca juga: Gelar Peragaan Busana di Pesawat, Maskapai Vietnam Didenda

Bisnis sewa tamu pernikahan dan mempelai memang sedang berkembang di Vietnam, di mana sekitar 70 persen orang berusia 15 tahun ke atas telah menikah dan tidak hanya Kha yang mencari suami untuk berdiri bersama di pelaminan.

Pasangan muda di Vietnam banyak yang merogoh kocek ribuan dollar untuk menyewa orangtua, bibi, paman, wali, dan teman agar meyakinkan keluarga besarnya.

Kha dan suami palsunya tidak pernah menikah secara sah. Pernikahan mereka hanya formalitas yang dibalut dengan pesta pernikahan mewah.

Namun, dia selalu berterima kasih kepada laki-laki yang telah memainkan peran dengan baik di depan teman-teman dan keluarganya.

"Saya seperti tenggelam, tetapi berhasil meraih pelampung," kata Kha, yang namanya diganti untuk melindungi identitas aslinya.

Dia lebih memilih menjadi orangtua tunggal yang bercerai ketimbang memiliki bayi di luar ikatan pernikahan.

Baca juga: Pernikahan di Thailand Dikejutkan dengan Tamu yang Melahirkan Bayi

Norma dalam hubungan berubah dengan cepat di antara kaum muda di Vietnam, di mana setengah dari populasinya sebanyak 93 juta orang berusia di bawah 30 tahun.

Banyak pasangan yang memilih hidup bersama sebelum menikah atau meninggalkan rumah orangtuanya dan menyewa apartemen.

Aborsi di Vietnam juga meningkat tajam. Sebanyak 300.000 kasus aborsi tercatat pada tahun lalu.

Namun, ketika kaum muda menghadapi pernikahan, masih banyak tekanan keluarga dan sosial untuk mengikuti tradisi yang ada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com