Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Bersedia Membicarakan Perdamaian, Namun Ukraina Patut Waspada

Kompas.com - 27/05/2024, 15:41 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber CNN,Reuters

EMPAT sumber dari pihak Rusia mengemukakan pada kantor berita Reuters bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, sudah siap untuk menghentikan operasi militernya di Ukraina melalui negosiasi gencatan senjata yang mengakui garis medan perang saat ini. Namun, Putin juga siap untuk terus melanjutkan operasi militernya jika Kyiv atau Barat tidak merespon permintaan itu.

Akhir-akhir ini, Putin menyampaikan rasa frustasinya kepada kelompok penasihatnya terkait peran Barat dalam menghalangi upaya perundingan perdamaian, kata tiga dari empat sumber tersebut. Februari lalu, contohnya, tiga sumber Rusia itu mengatakan pada Reuters bahwa Amerika Serikat (AS) telah menolak permintaan gencatan senjata Putin untuk membekukan perang.

“Putin dapat berperang selama yang diperlukan, namun Putin juga siap melakukan gencatan senjata – untuk membekukan perang,” kata salah satu sumber yang pernah bekerja dengan Putin dan memiliki pengetahuan terkait percakapan tingkat tinggi di Kremlin.

Baca juga: Akankah Rusia Serang Ukraina dengan Senjata Nuklir?

Ketika ditanyakan terkait laporan Reuters tersebut pada konferensi pers di Belarus hari Jumat (24/05/2024), Putin memberikan isyarat bahwa dirinya memang benar siap untuk perbincangan perdamaian.

“Biarkan hal itu dilanjutkan,” katanya mengacu pada upaya perundingan. Putin juga berkata bahwa perundingan tidak bisa terjadi atas dasar keinginan salah satu pihak saja.

Kini pertanyaannya, apakah Putin benar-benar siap untuk membahas proses perdamaian atau justru hal tersebut harus jadi penanda bagi Ukraina untuk semakin waspada?

Perdana Menteri Ukraina, Dmytro Kuleba melalui unggahannya di aplikasi X berkata bahwa pernyataan Putin terkait kesiapannya untuk membekukan perang merupakan “sinyal palsu”.

“Putin saat ini tidak memiliki keinginan untuk mengakhiri agresinya terhadap Ukraina. Hanya suara mayoritas global yang berprinsip dan bersatu yang dapat memaksanya untuk memilih perdamaian daripada perang,” kata Kuleba.

Menurut Kuleba, Putin saat ini sebenarnya sedang berupaya untuk menggagalkan pertemuan puncak perdamaian yang diprakarsai Ukraina di Swiss yang akan dilaksanakan bulan depan. Pertemuan perdamaian di Swiss bertujuan untuk menyatukan opini internasional terkait cara untuk menghentikan perang Rusia-Ukraina.

Walau begitu, Swiss tidak akan mengundang Rusia untuk hadir atas permintaan dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Alih-alih Rusia, pertemuan tersebut akan mengundang salah satu sekutu terbesar Rusia, China.

Walau begitu, Rusia merasa perbincangan perdamaian di Swiss tersebut akan menjadi tidak kredibel tanpa kehadirannya. Pada 17 Mei ini di China, Putin berkata bahwa Ukraina mungkin saja akan menggunakan pertemuan Swiss untuk mendapatkan lebih banyak dukungan agar Rusia menarik diri dari Ukraina secara total.

Meski diprediksi pertemuan Swiss tersebut tidak akan benar-benar mengakhiri perang, namun pertemuan itu mungkin saja akan semakin memperjelas kepada negara-negara Barat terkait ancaman yang ditimbulkan Rusia terhadap perjanjian perdamaian yang sebenarnya serta kerugian yang harus diterima Ukraina dalam upaya menghentikan pertumpahan darah.

Vladimir Putin diperkirakan akan memenangi masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam pemilu yang diadakan pada 15 hingga 17 Maret 2024.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Vladimir Putin diperkirakan akan memenangi masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam pemilu yang diadakan pada 15 hingga 17 Maret 2024.
Diplomasi Jadi Alat Militer bagi Kremlin

Tahun 2015, Rusia ikut terlibat dalam perbincangan perdamaian terkait Suriah ketika pesawat jet mereka menyerang warga sipil yang berada di daerah kekuasaan pemberontak. Di tahun yang sama, mereka terlibat dalam perbincangan perdamaian dengan Ukraina ketika secara bersamaan pasukan dan proksinya sedang melakukan serangan penuh terhadap Kota Debaltseve di Ukraina.

Sekarang, Putin ingin melakukan perbincangan perdamaian kembali dengan Ukraina. Melihat pengalaman-pengalaman yang lalu, sudah sepatutnya Ukraina waspada dengan permintaan Putin baru-baru ini.

Sikap Rusia beberapa tahun ke belakang menunjukkan bahwa perundingan bagi mereka hanya layak dilakukan ketika dapat menghasilkan hasil bermanfaat tanpa kekerasan, atau ketika mampu memberikan alasan kepada lawan untuk menghentikan sejenak perlawanannya guna mencoba dan mendorong tercapainya kesepakatan.

Selain menggunakan negosiasi sebagai alat militer, para ahli percaya bahwa Rusia memang sebenarnya belum siap mengakhiri perang mengingat pergantian menteri pertahanannya yang baru terjadi baru-baru ini. Para analis militer dan politik Barat melihat bahwa pergantian menteri pertahanan Rusia yang merupakan seorang ekonom, yaitu Andrei Belousov, merupakan tanda bahwa Rusia saat ini sedang menyiapkan ekonominya untuk skenario perang permanen.

Tak hanya itu, tekanan Rusia di medan perang yang berkelanjutan dan kemajuan operasi teritorial dalam beberapa pekan terakhir  juga jadi tanda bahwa perang tak akan segera berakhir.

Baca juga: G7 Akan Setujui Aset Beku Rusia untuk Bantu Ukraina

Di sisi lain, tampaknya Ukraina juga tidak akan memenuhi permintaan Putin untuk melakukan perundingan perdamaian. Presiden Zelensky telah berulang kali mengatakan bahwa usulan perdamaian oleh Putin bukanlah sebuah hal yang dapat ditindaklanjuti. Ia bahkan menandatangani sebuah dekrit pada tahun 2022 yang secara resmi menyatakan bahwa pembicaraan dengan Putin “tidak mungkin dilakukan.” Zelensky telah berjanji akan merebut kembali wilayah-wilayah Ukraina yang hilang, termasuk Krimea yang dianeksasi Rusia tahun 2014.

Jika pembekuan perang benar-benar terjadi sesuai permintaan Putin, hal itu akan membuat Rusia memiliki sebagian besar wilayah Ukraina yang mereka masukkan ke dalam Rusia pada September 2022. Tak hanya itu, Putin juga akan mengatakan bahwa Rusia menang dan bahwa NATO-lah yang menyerang mereka, kata salah satu sumber kepada Reuters. Selain itu, Putin juga akan mengumumkan bahwa mereka memiliki koridor darat ke Krimea, jelas sumber tersebut. Tentu hal ini bertentangan dengan apa yang diinginkan Presiden Zelensky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pejabat Hamas: Tak Ada yang Tahu Berapa Banyak Sandera Israel yang Masih Hidup

Pejabat Hamas: Tak Ada yang Tahu Berapa Banyak Sandera Israel yang Masih Hidup

Internasional
Rusia Kirim Kapal Perang Ke Kuba, untuk Apa?

Rusia Kirim Kapal Perang Ke Kuba, untuk Apa?

Internasional
Bagaimana Cara Barat Pakai Aset Rusia yang Dibekukan untuk Dukung Ukraina?

Bagaimana Cara Barat Pakai Aset Rusia yang Dibekukan untuk Dukung Ukraina?

Internasional
Invasi Rusia ke Ukraina Menimbulkan Emisi Karbon yang Besar

Invasi Rusia ke Ukraina Menimbulkan Emisi Karbon yang Besar

Internasional
Inilah Poin-poin Perdebatan dalam Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas

Inilah Poin-poin Perdebatan dalam Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas

Internasional
Upaya Pemulihan Keamanan di Ekuador Picu Kekhawatiran Terkait HAM

Upaya Pemulihan Keamanan di Ekuador Picu Kekhawatiran Terkait HAM

Internasional
Gelombang Partai Ultra Kanan Menjungkirbalikkan Politik Nasional Eropa

Gelombang Partai Ultra Kanan Menjungkirbalikkan Politik Nasional Eropa

Internasional
Hunter Biden Dinyatakan Bersalah, Apa Dampaknya bagi Joe Biden?

Hunter Biden Dinyatakan Bersalah, Apa Dampaknya bagi Joe Biden?

Internasional
Berbagai Cara Rusia Pakai Jalur Rahasia untuk Dapatkan Barang Impor

Berbagai Cara Rusia Pakai Jalur Rahasia untuk Dapatkan Barang Impor

Internasional
Bocoran Percakapan yang Diklaim dari Pemimpin Hamas Sebut Kematian Warga Sipil adalah 'Pengorbanan yang Perlu'

Bocoran Percakapan yang Diklaim dari Pemimpin Hamas Sebut Kematian Warga Sipil adalah "Pengorbanan yang Perlu"

Internasional
Sosok 6 Calon Presiden Iran untuk Menggantikan Raisi

Sosok 6 Calon Presiden Iran untuk Menggantikan Raisi

Internasional
UU Siber Nigeria Dijadikan Alat untuk Bungkam Suara Kritis

UU Siber Nigeria Dijadikan Alat untuk Bungkam Suara Kritis

Internasional
Bagaimana Operasi Penyelamatan 4 Sandera Israel di Gaza Berlangsung?

Bagaimana Operasi Penyelamatan 4 Sandera Israel di Gaza Berlangsung?

Internasional
Narendra Modi Kembali Menangi Pemilu, Apa Artinya bagi Dunia?

Narendra Modi Kembali Menangi Pemilu, Apa Artinya bagi Dunia?

Internasional
Terputus dari Barat, Putin Melihat Peluang ke Timur

Terputus dari Barat, Putin Melihat Peluang ke Timur

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com