Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok 6 Calon Presiden Iran untuk Menggantikan Raisi

Kompas.com - 11/06/2024, 18:54 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber DW

PRESIDEN Iran, Ebrahim Raisi, tewas dalam kecelakaan helikopter pada Mei lalu. Kini, pemerintah Iran sedang bersiap-siap untuk menyelenggarakan pemilihan presiden guna mengisi posisi Raisi yang untuk sementara diisi oleh wakil presiden pertamanya, Mohammad Mokhber.

Kementerian Dalam Negeri Iran baru-baru ini merilis daftar final kandidat untuk pemilihan presiden yang dijadwalkan pada tanggal 28 Juni ini. Dewan Wali yang terdiri dari enam ulama dan enam ahli hukum telah menyeleksi mereka yang layak untuk mencalonkan diri.

Untuk memilih kandidat yang layak, dewan itu sebelumnya melakukan penilaian terhadap kualifikasi profesional dan pengabdian ideologis para bakal calon itu kepada Republik Islam Iran. Dewan Wali telah menyingkirkan banyak wajah familiar telah mendaftar, seperti mantan presiden yang populis Mahmoud Ahmadinejad, serta mantan ketua parlemen, Ali Larijani, yang juga dianggap sebagai sekutu mantan presiden Hassan Rouhani.

Baca juga: Iran Setujui 6 Kandidat Ikut Pilpres 28 Juni 2024

Pada akhirnya, Dewan Wali meloloskan enam nama yang hampir semuanya dianggap sebagai penganut garis keras.

Siapa Saja Kandidatnya?

Mohammad Bagher Qalibaf

Mohammad Bagher Qalibaf adalah ketua parlemen Iran. Qalibaf selalu menggambarkan dirinya sebagai “Prajurit Revolusi Islam” yang pernah menjabat sebagai jenderal Garda Revolusi dan kepala polisi nasional.

Tahun 2003, Qalibaf bertugas mengawasi tindakan keras terhadap pengunjuk rasa mahasiswa. Antara tahun 2005 hingga tahun 2017, ia menjabat wali kota ibu kota Iran, Teheran.

Sembari mengemban tugas wali kota Teheran, Qalibaf juga berambisi untuk naik menjadi presiden. Di tahun 2005 dan 2013, pria yang sekarang berusia 62 tahun itu sempat mencalonkan diri sebagai presiden tetapi gagal. Pada pemilihan tahun 2017, ia memilih untuk mundur demi Raisi yang sangat konservatif.

Saeed Jalili

Saeed Jalili (58 tahun) merupakan figur kesayangan kubu ultrakonservatif dalam rezim Iran. Jalili negosiator utama Iran dalam perundingan internasional mengenai program nuklir negara tersebut.

Jalili yang merupakan tokoh garis keras itu juga menjadi bagian dari Dewan Penentuan Kebijaksanaan yang ditunjuk pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk meredakan konflik antara Parlemen dan Dewan Wali.

Sama seperti Qalibaf, Jalili sempat maju menjadi kandidat presiden di pemilihan tahun 2013 dan mundur dari pemilihan tahun 2017 demi Raisi.

Amirhossein Ghazizadeh Hashemi

Selain seorang dokter, Amirhossein Ghazizadeh Hashemi merupakan pendukung setia rezim. Hashemi merupakan salah satu wakil presiden Raisi dan saat ini sedang menjabat sebagai kepala Foundation of Martyrs and Veteran Affairs.

Tahun 2021, ia diperbolehkan maju menjadi kandidat presiden tetapi gagal karena hanya memenangkan tiga persen dari total keseluruhan suara. Ia berada di peringkat keempat dari tujuh kandidat.

Masoud Pezeshkian

Masoud Pezeshkian mantan menteri kesehatan dan dinilai sebagai kandidat yang paling moderat dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya di pemilihan presiden. Pria berusia 69 tahun itu sebelumnya pernah maju menjadi kandidat presiden pada tahun 2021 tetapi didiskualifikasi Dewan Wali.

Baca juga: Diikuti 6 Kandidat, Bagaimana Sistem Pemilihan Presiden Iran Digelar?

Meloloskan Pezeshkian untuk maju menjadi kandidat di tahun 2024 ini dapat dipandang sebagai strategi rezim untuk meningkatkan jumlah pemilih dengan menarik lebih banyak pemilih liberal. Meski begitu, peluang menang Pezeshkian tetaplah tipis.

Mostafa Pourmohammadi

Pourmohammadi menjadi satu-satunya ulama yang mencalonkan diri menjadi presiden dalam pemilihan tahun ini. Pria berusia 64 tahun itu sebelumnya menjabat menteri dalam negeri di bawah pemerintahan Ahmadinejad antara tahun 2005 hingga 2008 dan menjabat menteri kehakiman antara tahun 2013 hingga 2017.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com