Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Warga Palestina Mencari Anggota Keluarga yang Hilang di Gaza

Kompas.com - 21/06/2024, 09:17 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber DW

BAGIAN paling menyakitkan dalam situasi perang adalah tidak mengetahui nasib orang-orang yang kita cintai, kata Sarah Davies, petugas komunikasi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Yerusalem.

“Ini bukan tentang kehilangan rumah atau tidak bisa makan atau tidak tahu darimana Anda bisa mendapatkan air. Ini tentang terpisah dari anggota keluarga Anda tanpa mengetahui apa yang terjadi pada mereka. Mungkin mereka hidup, dan Anda pasti telah berharap untuk itu, namun Anda juga memikirkan skenario terburuk. Tidak ada kejelasan akhir,” ujar dia.

Muhammad Anza dari Rafah, contohnya. Ia telah berminggu-minggu berupaya mencari pamannya yang hilang. Pamannya, Ibrahim Al-Shaer, telah hilang sejak awal Mei lalu.

Ketika militer Israel melancarkan serangan ke Rafah timur, tepatnya pada 6 Mei, Al-Shaer dan keluarganya diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka di sana. Beberapa hari kemudian, pamannya pulang ke rumah mereka karena hendak mengecek dan membawa beberapa barang yang tertinggal.

Baca juga: Israel Gempur Kamp-kamp Pengungsi di Gaza Tengah dan Perdalam Invasi ke Rafah

“Sejak hari itu, ia tidak pernah kembali, dan kami belum pernah mendengar kabar darinya,” kata Anza (19 tahun) kepada DW dari Gaza melalui panggilan telepon.

“Kami sedang dalam kondisi sangat khawatir. Kami ingin tahu di mana dia berada, kami ingin tahu apakah dia sudah mati, sehingga kami bisa menguburnya dan mengasihaninya, atau apakah dia ditahan (oleh militer Israel).”

Anza bercerita bahwa keluarganya sudah banyak berupaya untuk menemukan pamannya, mulai dari mencari ke rumah sakit hingga bertanya ke tetangga yang juga sempat kembali ke rumahnya dalam waktu yang berdekatan.

“Kami sudah menghubungi polisi, Palang Merah dan komite-komite lokal, namun kami tidak tahu di mana ia berada, dan tidak ada yang tahu,” kata Anza.

Saat ini, keluarga Al-Shaer, sama seperti keluarga-keluarga lainnya dengan nasib serupa, mulai mengalihkan upaya pencariannya melalui media sosial karena putus asa.

Selain Anza, Mohammed Al-Madhoun saat ini juga sedang berupaya mencari saudara laki-lakinya, Khalil, mantan pegawai Otoritas Palestina berusia 47 tahun yang mengungsi ke Khan Younis dari Gaza utara bersama saudara perempuannya.

“Istri saudara laki-laki saya dan ketiga anaknya tetap tinggal di Gaza utara. Ia sangat rindu dengan mereka dan beberapa kali berupaya kembali ke utara, meski ia tahu itu berbahaya,” kata Al-Madhoun. “Pada 18 Mei, saya tidak menemukannya di tenda sebelah saya.”

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com