Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok 6 Calon Presiden Iran untuk Menggantikan Raisi

Kompas.com - 11/06/2024, 18:54 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber DW

Di tahun 1980-an, ia juga menjabat sebagai jaksa di pengadilan revolusioner dan kemudian menjabat sebagai wakil menteri intelijen, yang diduga menghubungkannya dengan kasus eksekusi massal tahanan politik.

Alireza Zakani

Zakani (58 tahun) seorang garis keras yang saat ini menjabat sebagai wali kota Teheran. Dewan Wali sebelumnya pernah menolak pencalonan Zakani dalam pemilihan presiden tahun 2013 dan 2017. Di tahun 2021, ia akhirnya diizinkan untuk mencalonkan diri. Namun, ia mengundurkan diri demi Raisi.

Tak Ada Calon Perempuan

Di Iran, perempuan tidak diperbolehkan mencalonkan diri sebagai presiden. Menurut data Kementerian Dalam Negeri Iran, ada 287 orang telah menyatakan keinginan mereka untuk mencalonkan diri sebagai presiden dan 80 orang ditetapkan sebagai calon potensial. Dari 80 orang tersebut, empat di antaranya adalah perempuan. Namun, Dewan Wali telah menyingkirkan mereka dari daftar.

Faktor Apa yang Akan Memengaruhi Pemilihan?

Kemenangan para kandidat akan banyak dipengaruhi oleh dukungan yang mereka dapatkan dari kalangan berpengaruh dalam kepemimpinan rezim tersebut. Hal itu berarti dari pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, dan para ulama senior.

Raisi merupakan menantu dari Ahmad Alam al-Hoda, perwakilan Khamenei di Provinsi Khorasan Razavi. Al-Hoda juga seorang pengkhotbah di kota Mashhad, situs ziarah keagamaan terpenting di timur laut Iran, serta anggota Majelis Ahli yang tugasnya menunjuk pemimpin tertinggi.

Selain kalangan berpengaruh dalam kepemimpinan rezim, penting juga bagi para kandidat untuk mencari dukungan dari para pemilih yang konservatif dan religius. Di masa lalu, para kandidat yang menyerukan perubahan hanya bisa berhasil jika mereka mampu memobilisasi segmen lain dalam masyarakat Iran dan memperoleh jumlah pemilih yang tinggi.

Sayangnya, banyak pemilih yang kecewa dengan janji-janji tidak terpenuhi dalam beberapa tahun terakhir. Akibatnya, jumlah pemilih dalam pemilihan presiden berangsur turun.

Dalam pemilihan parlemen bulan Maret lalu, hanya 41 persen pemilih yang pergi ke tempat pemungutan suara. Pada pemilihan presiden tahun 2021, jumlah pemilihnya hanya sebesar 48,8 persen, yang merupakan jumlah terendah dari semua pemilihan presiden dalam sejarah Republik Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com