Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2017, 11:44 WIB
Bayu Galih

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan, dia akan menjatuhkan hukuman mati atau membiarkan polisi menembak mati anaknya, Paolo Duterte (42), jika memang terbukti terlibat dalam jaringan peredaran narkotika dan obat-obatan.

Paolo Duterte sebelumnya telah memberikan keterangan di hadapan Senat Filipina untuk membantah tuduhan yang menyebutnya sebagai anggota Triad dari China yang membantu penyelundupan crystal methamphetamine masuk ke Filipina.

Presiden Duterte sendiri tidak secara khusus menyebut tentang tuduhan terhadap putranya yang kini menjabat wakil wali kota Davao itu. Dia hanya mengulang pernyataannya saat kampanye pemilihan presiden lalu.

"Saya sudah menyatakan, 'Kalau ada anak saya terlibat narkoba, bunuh saja agar rakyat tidak lagi membicarakannya'," ucap Duterte, di Istana Kepresidenan Filipina, dilansir dari AFP, Kamis (21/9/2017).

"Jadi saya sudah bilang ke Pulong (panggilan Paolo), 'Perintah saya adalah membunuh kamu kalau tertangkap. Saya akan melindungi polisi yang membunuhmu kalau itu terbukti'," ucap mantan Wali Kota Davao itu.

(Baca juga: Benarkah Putra dan Menantu Duterte Terlibat Jaringan Narkoba?)

Setelah Rodrigo Duterte terpilih sebagai presiden pada pertengahan tahun lalu, aparat hukum Filipina memang menjadi sorotan pegiat hak asasi manusia karena banyaknya peristiwa tembak mati terhadap bandar narkoba.

Polisi telah melaporkan setidaknya telah membunuh 3.800 orang dalam operasi anti-narkoba. Meski begitu, Presiden Duterte mengaku telah menginstruksikan polisi agar tidak menembak mati bandar narkoba kecuali dalam keadaan mendesak dan membela diri.

Tuduhan terhadap Paolo sendiri muncul pertama kali setelah dilontarkan seorang staf di kantor bea cukai yang mendengar keterlibatan Paolo dan adik iparnya, Manases Carpio.

Keduanya dituding menjadi aktor intelektual yang membantu masuknya narkoba jenis metamfetamin bernilai 125 juta dollar AS.

Namun, saat ini staf yang bersangkutan telah menarik ucapannya.

Kompas TV Awal minggu ini, polisi Filipina telah menembak mati 67 orang dan menangkap lebih dari 200 orang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com