Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Hendak Jauhi AS dan Inggris, Merapat ke Perancis

Kompas.com - 30/06/2017, 10:20 WIB

BERLIN, KOMPAS.com - Jerman melakukan reorientasi politik dengan menjauh dari Amerika Serikat dan Inggris, serta merapat ke Perancis.

Kanselir Angela Merkel menegaskan, masa depan Eropa itu dan acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di depan parlemen Jerman, Kamis (29/6/2018) waktu setempat.

Jerman dan Perancis akan mengambil alih peranan lebih besar dalam memimpin Uni Eropa. Eropa juga harus mengambil peran lebih besar di panggung politik global.  

Itulah inti pidato Merkel di depan Parlemen Jerman Bundestag. Ia mengawali pidatonya dengan laporan KTT Uni Eropa akhir pekan silam yang mendiskusikan peluang Uni Eropa setelah Brexit atau keluarnya Inggris dari blok Uni Eropa tersebut.

Baca: Jerman: Kemenangan Macron Jadikan "Perancis Berada di Jantung Eropa"

Setelah itu Merkel mengungkapkan bahwa ia secara khusus melakukan pembicaraan dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron tentang rencana jangka menengah untuk meningkatkan peranan kedua negara di Uni Eropa dan di zone mata uang Euro.

"Kepentingan Jerman dan Perancis terkoneksi sangat erat," ujar Merkel.

Kanselir Merkel juga menegaskan, prioritas Jerman adalah mempersiapkan masa depan sendiri dalam Uni Eropa, tanpa tergantung pada Brexit.

Dia juga kembali menekankan, dengan memandang pada ketegangan dengan AS di bawah Presiden Donald Trump, Uni Eropa harus mengambil alih lebih banyak tanggung jawab.

 "Eropa tidak punya pilihan, selain meningkatkan kesadaran, untuk menentukan sendiri nasibnya," tambah Merkel.

Memandang ke KTT G-20 yang akan digelar di Hamburg pekan depan, Merkel menegaskan pentingnya persatuan Eropa dalam front untuk melawan politik Trump, khususnya terkait kesepakatan perlindungan iklim Paris.

Baca: Sehari Setelah Dilantik, Macron Langsung Temui Merkel di Berlin

"Sejak AS membatalkan komitmennya dalam kesepakatan perlindungan iklim, kami makin bertekad untuk menyukseskan  kesepakatan iklim. Kami juga tidak bisa menunggu hingga dihujat oleh ilmuwan, sebagai orang terakhir di bumi yang bertanggung jawab bagi perubahan iklim," ujar Merkel lebih lanjut.

Ia juga menambahkan, Kesepakatan Iklim Paris tidak bisa dibatalkan dan tak bisa ditawar lagi. Kanselir Jerman itu juga mengritik tajam cahuvinsme nasional Trump.

"Proteksi ekonomi bukanlah opsi yang tepat karena hal itu merugikan niat baik banyak pihak."

Merkel sekali lagi menegaskan, akan sangat sulit berbicara dengan Trump dalam KTT G-20 di Hamburg dalam tema perang melawan terorisme, proteksionisme, dan perubahan iklim.

Walau begitu, ia menegaskan, KTT G-20 tetap berguna sebagai instrumen bagi perubahan global. "G-20 kini jadi lebih penting dibanding masa sebelumnya," tegas Merkel.

Baca: Merkel: Inggris Jangan Berkhayal bahwa Brexit Akan Mudah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com