Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Uruguay Antre Mendaftar Sebagai Konsumen Ganja

Kompas.com - 03/05/2017, 10:41 WIB

MONTEVIDEO, KOMPAS.com - Warga Uruguay, Selasa (2/5/2017), menjadi warga dunia pertama yang mendaftarkan diri untuk membeli ganja yang disediakan pemerintah untuk kebutuhan rekreasional.

Berbeda dengan Belanda yang mengizinkan konsumsi ganja di kafe atau negara-negara lain yang mengizinkan penggunaan ganja secara terbatas, Uruguay sungguh berbeda.

Negeri kecil di Amerika Selatan ini adalah negara pertama di dunia yang melegalkan ganja mulai dari proses produksi hingga penjualan.

Setelah diizinkan pemerintah menanam ganja di rumah dan mengisapnya di kafe-kafe, dalam waktu beberapa pekan ke depan warga Uruguay bisa mendapatkan ganja dari apotek sama seperti mereka membeli sampo atau pil aspirin.

Baca: Ganja Dijual di Apotek Uruguay Mulai Juli, Harganya Rp 16.000 Per Gram

"Ini adalah langkah luar biasa yang saya rasakan sebagai warga negara," ujar Marcos Ferreira (41), seorang warga yang ingin mendaftar sebagai konsumen ganja di sebuah kantor pos di Montevideo.

"Uruguay sedang berinovasi, dan kita lihat apa hasilnya," ujar Ferreira yang bekerja di sektor pariwisata.

Langkah pemerintah ini adalah yang terbaru dalam mengimplementasikan undang-undang yang melegalkan seluruh proses produksi, penjualan, dan konsumi mariyuana.

Bagaimana peran pemerintah di sini? Pemerintah mengharuskan pengguna mendaftarkan diri dan memasukkan sidik jari mereka.

Hal ini dilakukan untuk memastikan agar mereka tidak melampaui batas maksimum pembelian 40 gram sebulan.

Sementara itu, pemerintah juga menanam ganja yang akan dijual kepada masyarakat di sebuah kebun rahasia di dekat ibu kota yang pengelolaannya diserahkan kepada pengusaha swasta.

Satu gram ganja dihargai 1,30 dolar AS atau sekitar Rp 17.000, demikian dijelaskan sekretaris jenderal Dewan Obat-obatan Nasional Diego Olivera.

"Harga itu kurang dari separuh harga di pasar gelap," kata Yamila (26), salah seorang pengantre di kantor pos.

"Pemuda dan anak-anak membeli mariyuana di pasar gelap. Selain mahal, kami juga tak tahu apa yang kami dapat," tambah Yamila.

"Kini saya bisa pergi ke apotek dan membeli mariyuana. Ini jauh lebih baik, efisien, dan aman," ujar Yamila sambil memperlihatkan kartu registrasinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com