BEIJING, KOMPAS.com - Jumlah korban tewas dalam insiden runtuhnya konstruksi pusat pembangkit listrik di Provinsi Jiangxi, China, Kamis pagi (24/11/2016) kian bertambah.
Kini tercatat sudah ada 40 korban tewas. Jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah, mengingat masih adanya korban yang terperangkap di bawah reruntuhan platform menara pendingin di lokasi itu.
Seperti diberitakan Xinhua, insiden terjadi para pukul 7.00 waktu setempat.
Sejauh ini sudah ada lima pekerja yang dilarikan ke rumah sakit, karena menderita luka-luka.
Insiden mematikan ini memang umum terjadi di China. Sebab, banyak pihak di negara itu kerap abai dengan standar keamanan kerja.
Dalam 30 tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, kecelakaan industri mulai di sektor pertambangan hingga kebakaran pabrik kerap terjadi.
Pemerintah China pun sudah berjanji untuk meningkatkan pengawasan terhadap aspek keselamatan kerja.
Bahkan, President Xi Jinping sudah mengatakan bahwa pihaknya akan belajar dari pengalaman berdarah yang sudah sering terjadi di China.
Hal itu diungkapkan Xi Jinping menyusul ledakan yang dipicu bahan kimia yang menewaskan lebih dari 170 orang di Kota Tianjin, tahun lalu.
Baca: Konstruksi Pusat Pembangkit Listrik Ambruk, 22 Orang Tewas