Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Suriah Umumkan "Jeda Kemanusiaan" 10 Jam

Kompas.com - 03/11/2016, 10:55 WIB

DAMASKUS, KOMPAS.com — Militer Suriah, Rabu (2/11/2016), telah mengumumkan "jeda kemanusiaan" selama 10 jam yang dijadwalkan berlaku pada Jumat (4/11/2016).

Kantor berita resmi Suriah, SANA, mengatakan, Komando Umum Angkatan Darat Suriah telah memutuskan untuk melaksanakan jeda kemanusiaan pada Jumat besok dari pukul 09.00 hingga 19.00 waktu setempat.

Jeda itu memberi kesempatan kepada warga sipil dan juga gerilyawan untuk meninggalkan daerah yang dikuasai gerilyawan di kota Aleppo timur, provinsi Aleppo, Suriah utara, seperti dilaporkan Xinhua, Kamis (3/11/2016).

Menurut pernyataan itu, gerilyawan dapat meninggalkan Aleppo melalui Jalan Castello di Aleppo utara dan tempat penyeberangan Souk Al-Khair menuju daerah yang dikuasai gerilyawan di provinsi Idlib, bagian barat-laut Suriah.

Warga sipil juga dapat pergi melalui enam jalur yang sebelumnya telah diidentifikasi oleh militer ke daerah yang dikuasai pemerintah di Aleppo barat.

Gencatan senjata terbaru yang singkat tersebut bukan yang pertama diumumkan oleh militer Suriah.

Pada Oktober, gencatan senjata tiga hari, yang diumumkan secara sepihak oleh Rusia dan Suriah, gagal mencapai sasaran yang dimaksudnya untuk memberi warga sipil jeda yang seharusnya membuat mereka bisa meninggalkan daerah yang dikuasai pemerintah dan juga gagal mendorong gerilyawan agar meninggalkan kota Aleppo.

Pemerintah Suriah saat itu menuduh gerilyawan secara paksa menghalangi warga sipil pergi dari Aleppo timur.

Pada Rabu, SANA mengatakan, gerilyawan di Aleppo timur membunuh puluhan orang yang ingin meninggalkan daerah yang dikuasai gerilyawan, seperti dilaporkan Xinhua.

SANA menuduh pejuang Jaish Al-Fateh, atau Tentara Penakluk, melakukan pungutan terhadap warga sipil yang ingin meninggalkan Aleppo, dan meminta uang dari mereka sebagai imbalan mengizinkan mereka pergi.

Banyak uang diminta dari warga sipil yang ingin pergi, kata SANA. Gerilyawan mengizinkan warga sipil yang berusia di bawah 14 dan di atas 55 tahun untuk pergi dengan meminta 300 dollar AS atau setara Rp 3,9 juta per orang.

SANA menyatakan, laporannya didasari atas pernyataan yang dibocorkan oleh Jaish Al-Fateh, yang menjelaskan proses pengutipan uang itu.

Kelompok tersebut, katanya, mengakui uang yang akan mereka kumpulkan dari warga akan digunakan untuk membeli senjata dan amunisi.

Pada Jumat (28/10/2016), sedikitnya 12 kelompok oposisi melancarkan serangan besar terhadap posisi pemerintah di Aleppo barat, dan terlibat pertempuran sengit melawan militer Suriah dan petempur sekutunya.

Pertempuran itu terus berkecamuk saat gerilyawan berhasil menyusup ke beberapa daerah, tanpa bisa melakukan terobosan.

Namun, pada Senin (31/10/2016), militer Suriah menanggapi dengan serangan balasan, dan melucuti gerilyawan di beberapa daerah yang telah mereka rebut di Aleppo barat.

Tujuan gerilyawan di balik serangan besar tersebut ialah menerobos pengepungan pasukan pemerintah di Aleppo timur.

Banyak pengamat percaya Aleppo akan menjadi medan pertempuran yang menentukan bagi kelompok yang berperang.

Pemenangnya akan menjadi pihak yang mendiktekan persyaratannya untuk menyelesaikan krisis itu, sebab provinsi tersebut berisi semua kelompok yang didukung oleh negara regional dan internasional, sementara warga sipil membayar harga bagi perang perwalian itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com