Obama Sayangkan Keputusan Kongres Terbitkan Undang-undang JASTA

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Barack Obama mengatakan, Kongres membuat kesalahan dan tengah menyusun preseden berbahaya dengan menyetujui undang-undang JASTA.

Undang-undang Keadilan terharap Sponsor Aksi Terorisme (JASTA) ini memungkinkan pada keluarga korban tragedi 11 September menggugak pemerintah Arab Saudi untuk mendapatkan kompensasi.

Obama berusaha menangkal undang-undang ini dengan melakukan veto, tetapi pada Rabu (29/9/2016) siang, Kongres sepakat untuk membatalkan veto Obama itu.

Saat diwawancarai CNN terkait keputusan kongres itu Obama memperingatkan, undang-undang ini membuat AS mudah menjadi sasaran gugatan hukum dari mereka yang merasa dirugikan oleh kebijakan luar negeri AS.

"Ini adalah preseden berbahaya dan ini menjadi contoh bahwa sesekali kita harus melakukan hal-hal yang sulit. Dan, sejujurnya, saya berharap Kongres melakukan hal-hal yang sulit," kata Obama.

"Apa yang saya khawatirkan bukan semata-mata tentang Arab Saudi atau terkait simpati saya terhadap keluarga korban 9/11," lanjut Obama.

"Saya hanya tak ingin situsi ini membuat semua yang bekerja di luar negeri menjadi terekspos dengan mudah dan tiba-tiba kita sudah menjadi tergugat," tambah Obama.

Obama menduga, pola yang digunakan rekan-rekannya dalam melakukan voting juga dipengaruhi dengan kekhawatiran politis.

Sementara itu, Direktur CIA John Brennan sepakat dengan pendapat Presiden Obama bahwa undang-undang baru ini memberikan implikasi buruk di masa depan untuk keamanan nasional AS.