Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 52 Tahun, Pemberontak FARC dan Pemerintah Kolombia Resmi Berdamai

Kompas.com - 27/09/2016, 15:53 WIB

CARTAGENA, KOMPAS.com - Pemberontak komunis Kolombia FARC menandatangani kesepakatan damai yang bersejarah dengan pemerintah, Senin (26/9/2016) malam waktu setempat.

Selain itu, FARC juga meminta maaf secara terbuka atas banyaknya korban jiwa akibat pemberontakan mereka yang sudah berlangsung lebih dari setengah abad itu.

Dalam sebuah upacara yang emosional, Presiden Kolombia Juan Manuel Santos meneken kesepakatan damai dengan pemimpin FARC Rodrigo Londono alias Timoleon "Timochenko" Jimenez.

Dalam balutan pakaian serba putih, kedua mantan musuh itu berjabat tangan, melempar senyum kepada para undangan disambut tepuk tangan riuh para tamu internasional yang hadir.

Upacara penandatanganan kesepakatan damai yang digelar di kota pesisir Karibia, Cartagena itu merupakan puncak dari proses negosiasi selama empat tahun untuk mengakhiri konflik bersenjata terakhir di benua Amerika.

Setelah ditandatangani kedua pihak, kesepakatan damai ini akan diratifikasi parlemen Kolombia pekan depan.

"Kami terlahir kembali untuk meluncurkan era baru rekonsiliasi dan untuk membangun perdamaian," kata Timochenko.

"Atas nama FARC, saya dengan tulus meminta maaf kepada seluruh kerabat korban konflik untuk semua yang sudah kami lakukan di dalam perang ini," lanjut Timochenko.

Pemerintah Kolombia menaksir konflik ini telah menewaskan 260.000 orang, 45.000 orang hilang dan 6,9 juta lainnya tercerabut dari akarnya.

"Jangan biarkan seorangpun meragukan bahwa kita bisa berpolitik tanpa perlu menggunakan senjata. Mari kita siapkan untuk melucuti senjata dari pikiran dan hati kita," tambah Timochenko.

Pernyataan itu kemudian ditimpali Presiden Santos yang berseru kepada seluruh anggota FARC yang tengah bersiap untuk meletakkan senjata di kamp-kamp mereka di dalam hutan.

"Saat kaliam kembali ke masyarakat, sebagai kepala negara yang sama-sama kita cintai ini, saya menyambut kalian ke dalam demokrasi," kata Santos.

"Mari kita tukar peluru dengan suara dan menukar senjata dengan ide adalah langkah paling berani dan cerdas yang diambil kelompok pemberontak manapun," lanjut Santos.

Sebanyak 2.500 tamu yang hadir dalam acara itu termasuk Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Menlu AS John Kerry dan Menlu Vatikan Pietro Parolin.

Sejumlah kepala negara Amerika Latin juga hadir termasuk Presiden Kuba Raul Castro yang duduk di dekat Presiden Kolombia dan pemimpin FARC di atas panggung.

"Jangan ada lagi perang," ujar Castro sambil melambaikan saputangan berwarna putih ke arah para tamu.

FARC meluncurkan perang gerilya melawan pemerintah Kolombia pada 1964, setelat tentara menghancurkan perlawanan petani.

Di bawah perjanjian damai ini, FARC berubah menjadi partai politik dan Timochenko (57) kini menjadi pemimpin partai baru tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com