Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: AS Berhak Pilih Imigran yang Berpotensi Sukses

Kompas.com - 01/09/2016, 17:12 WIB

PHOENIX, KOMPAS.com - Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump, Rabu malam (31/8/2016) mengatakan, AS berhak memilih imigran yang besar kemungkinannya akan berhasil dan berkembang, serta mencintai AS.

Ia berpidato di Phoenix, negara bagian Arizona, saat memaparkan kebijakan-kebijakan imigrasinya.

“Kita harus jujur mengenai fakta bahwa tidak semua orang ingin tinggal di negara kita bisa berhasil menyesuaikan diri," kata dia.

Trump juga mengatakan, sebagian besar seruan untuk reformasi imigrasi terkait amnesti, perbatasan yang terbuka, dan rendahnya upah bagi warga AS.

Trump mengatakan, di bawah pemerintahannya, mereka yang masuk ke AS secara ilegal tidak akan bisa menjadi warga negara.

Poin pertama dalam daftar kebijakan Trump adalah penegasan janjinya untuk membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko, dan Meksiko akan membayar biayanya.

Meskipun, Presiden Meksiko Piena Nieto berkali-kali mengatakan pemerintahnya tidak akan membayar hal itu.

“Mereka belum mengetahuinya tapi mereka akan membayar biaya tembok itu,” kata Trump.

Trump menggambarkan kebijakan imigrasinya memprioritaskan keamanan dan kemakmuran ekonomi warga AS.

Proposalnya pun akan menurunkan kejahatan, geng, penyeberangan perbatasan, dan penggunaan manfaat kesejahteraan sosial secara ilegal.

“Orang akan tahu tidak bisa menyelundup begitu saja, bersembunyi dan menunggu menjadi sah,” kata dia.

Dalam pidato imigrasinya ini, Trump juga mengecam kebijakan-kebijakan imigrasi pemerintahan Presiden Barack Obama dan mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.

Ia juga mengaku bakal memulangkan imigran gelap dan imigran yang punya sejarah kriminal yang katanya berjumlah sekitar dua juta orang.

Trump lalu bakal memberlakukan sistem biometrik dan pemantauan elektronik bagi para pendatang di AS.

Pengusaha kaya raya ini meyakinkan pendukungnya di Phoenix bahwa masalah imigran gelap akan menjadi masa lalu AS, jika ia terpilih sebagai Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com