ANKARA, KOMPAS.com - Turki tangkap setidaknya 10 warga negara asing karena diduga terkait dengan percobaan kudeta pada pertengahan Juli lalu.
Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus, sebagaimana dirilis The Independent, Selasa (9/8/2016), mengatakan, salah satu dari mereka yang ditangkap mencoba menyeberangi perbatasan dari Suriah.
Kurtulmus mengatakan bahwa sedikitnya empat orang telah ditangkap dengan dakwaan membantu Fethullah Gulen, ulama Turki yang kini tinggal di pengasingan di Pennsylvania, AS.
Gulen telah dituduh mendalangi kudeta gagal dalam upayanya menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan, 15 Juli 2016.
Orang asing kelima telah dilepas dan satu lagi warga asing masih diproses. Pernyataan Kurtulmus itu disampaikan dalam sebuah konferensi pers setelah pertemuan kabinet pada Senin (8/8/2016).
Salah satu dari mereka yang ditahan pada Sabtu malam telah mencoba untuk memasuki Turki secara ilegal dari Suriah.
Hingga kini 18.000 orang telah ditahan sejak kudeta gagal yang ditandai blokade militer di jembatan Selat Bosphorus, bandara utama di Istanbul, dan pengambilalihan siaran radio negara.
Sebanyak 70.000 orang telah ditangguhkan atau dipecat dari tugas dan jabatan mereka sebagai pegawai negeri sipil, hakim, jaksa, polisi, dosen atau guru, perawat dan dokter, serta wartawan.
Turki telah menuntut AS agar ekstradisi Gulen, namun Washington mengatakan Ankara harus t terlebih dahulu memberikan bukti otentik keterlibatan ulama kharismatik itu dalam upaya kudeta.
Turki menganggap gerakan Gulenist, yang bergerak di bidang amal dan pendidikan di seluruh dunia, sebagai organisasi teroris.
Para pemimpin Barat telah menyatakan keprihatinan mereka tentang tindakan keras oleh Ankara itu.
Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker memperingatkan Erdogan bahwa Turki tidak akan dapat bergabung dengan blok tersebut jika ia menerapkan kembali hukuman mati.
Sejak kudeta, unjuk rasa di jalan-jalan Istanbul dan Ankara mendukung Erdogan terjadi hampir setiap pekan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.