Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Peringatkan Filipina soal Potensi Konflik di Laut China Selatan

Kompas.com - 19/07/2016, 13:54 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Pemerintah Filipina menolak proposal China untuk memulai pembicaraan bilateral soal Laut China Selatan, karena Beijing meminta Filina tak membahas keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional.

Menlu Filipina Perfecto Yasay mengatakan, dia bertemu dengan Menlu China Wang Yi di sela-sela pertemuan para pemimpian Asia dan Eropa di Mongolia akhir pekan lalu.

Setelah mengangkat itu Laut China Selatan terkait keputusan Mahkamah Arbitrase, Yasay menyadari pembicaraan belum dapat dilangsungkan.

Beijing dan Manila memperebutkan Scarboroug Shoal sebuah gugusan pulau karang yang berjarak sekitar 230 kilometer dari pesisir Filipina.

China menduduki gugusan kepulauan itu pada 2012 setelah sempat bentrok dengan AL Filipina. Setahun kemudian Manila mengajukan gugatan ke mahkamah arbitrase.

"Scarborugh Shoal adalah kawasan penangkapan ikan tradisional yang seharusnya terbuka untuk bangsa Filipina, China dan nelayan dari tempat lain," demikian salah satu keputusan Mahkamah Arbitrase di Den Haag.

Namun, China tak mengindahkan keputusan mahkamah dan malah mengancam Filipina soal konflik yang mungkin terjadi di kawasan itu.

"China mengatakan, jika kami bersikukuh ingin menguasai (Scarborough Shoal), maka kita kemungkinan akan menuju sebuah konfrontasi," ujar Yasay dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi ABS-CBN, Selasa (19/7/2016).

"Saya merasa memang beginilah China berlaku di hadapan publik tetapi saya juga merasa mereka memberi ruang bagi kami untuk membicarakannya lewat pintu belakang," ujar Yasay.

Yasay menambahkan, Menlu Wang Yi menawarkan pembicaraan bilateral tanpa melibatkan keputusan Mahkamah Arbitrase.

"Saya harus menolak tawaran itu karena hal tersebut tak masuk dalam kepentingan nasional Filipina," tambah Yasay.

Yasay melanjutkan, hasil pertemuannya dengan menlu China menunjukkan tantangan yang akan dihadapi Filipina untuk meyakinkan China menaati keputusan yang semakin menghangatkan situasi di kawasan tersebut.

Sementara itu, tambah Yasay, Presiden Rodrigo Duterte menekankan prioritas utama mendapatkan kembali akses ke Scarborough Shoal bagi pada nelayan Filipina.

"Mari lakukan ini setahap demi setahap dengan dasar tersebut," ujar Yasay.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com