Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "Desa Kristen" Bersama Muslim Melawan ISIS

Kompas.com - 12/04/2016, 00:32 WIB

BAGHDAD, KOMPAS.com - Ada sebuah foto yang mencolok di dinding. Foto itu menunjukkan jalanan yang tidak diaspal, terbakar oleh sinar matahari.

Jalanan tersebut mengarah ke sebuah desa kecil dengan sebuah pegunungan berada di baliknya. Di sepanjang sisi jalan terpancang salib-salib dengan tinggi 100 meter bahkan lebih tinggi dari tiang-tiang lampu.

"Desa orang-orang Kristen," gumam seorang penjaga bergumam. "Dekat Mosul."

Kami berada di markas kelompok milisi Kristen Irak di Baghdad. Ibu kota Irak. Para anggotanya menamai kelompok tersebut Brigade Babylon.

Mereka adalah sebuah kelompok milisi, meskipun mereka lebih memilih untuk menyebutnya unit mobilisasi rakyat.

Apapun sebutannya, sekitar 30 kelompok bermunculan dalam beberapa tahun terakhir dan di antara mereka memiliki 100.000 relawan bersenjata.

Mereka dibentuk untuk menghadang kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) ketika kelompok itu menyapu wilayah utara dan barat Irak pada tahun 2014, dan bahkan mengancam Baghdad.

Saat kekuatan tentara nasional Irak runtuh, kelompok milisi ini berdiri kokoh.

Lintas agama

Para pengikut Brigade Babylon berasal dari berbagai kalangan. Ada Syiah, Sunni, dan Kristen.

Saat saya sedang berada di markas kelompok milisi tersebut, saya melihat foto-foto lainnya yang tergantung di dinding. Semuanya menggambarkan sosok pemimpin Brigade Babylon dan orang yang saya temui yaitu, Rayan Al-Kaldani.

Ada Kildani dengan seragam militer, Kildani dengan bayangannya, Kildani yang tengah mengadakan pertemuan beberapa orang penting, Kildani terlihat merenung, dan Kildani terlihat tekun.

Lalu pria yang dalam foto-foto itu datang dengan rombongan kecil, sebagian besar dari mereka tampil dengan setelan seragam. Ada pula seorang pemuda berjenggot tipis dan berpakaian militer.

Saya belum yakin seserius apa menghadapi Kildani. Kelompok milisi ini membujuk pemerintah pusat untuk menanggung seluruh biaya mereka dan akhirnya kelompok ini menerima biaya sekitar 1,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18,2 triliun dalam setahun (kurs Rp 13.000).

Untuk seorang pemimpin milisi seperti Kildani, dia harus menggaji satu anggota milisi sebesar 600 dolar per bulan. Gaji yang besar. Ada banyak cerita tentang orang-orang yang menyewa sebuah rumah di Baghdad, mengumpulkan beberapa orang, mengumumkan mereka telah membentuk milisi dan mengajukan dana kepada pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com