Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Suami Memperlakukan Saya seperti Seorang Budak"

Kompas.com - 03/04/2016, 15:19 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

LONDON, KOMPAS.com — Seorang pria Inggris menjadi orang pertama di negara itu yang dipenjara karena memaksa istrinya menjadi pembantu rumah tangga. 

Pria itu, Safraz Ahmed (34), memperlakukan istrinya, Sumara Iram, dengan berbagai bentuk "kekerasan, intimidasi, agresi, dan penderitaan".

Ahmed adalah seorang terpelajar, dan ia telah dipenjara menyusul perlakuan buruk terhadap istrinya, yang menikah karena dijodohkan. Perlakuan buruk pria berdarah Pakistan terhadap istrinya, baik oleh dirinya maupun keluarganya, merupakan bentuk perbudakan modern. 

Jaksa dan polisi mengatakan, mereka berharap kasus Ahmed, seorang mekanik yang menetap di London selatan, bisa menjadi cermin untuk tidak ada lagi yang melakukan hal serupa. Ia telah menyalahgunakan,  merendahkan, dan memperlakukan dengan buruk atau mengejek istrinya, Imran, selama dua tahun.

Imran telah diperlakukan dengan sangat kasar, yakni dengan penyiksaan fisik dan mental. Hal itu terjadi setelah Ahmed balik dari Pakistan ke Inggris pada akhir 2012.

Mereka menikah karena dijodohkan oleh orangtua masing-masing. Imran bersedia dan menaruh harapan tinggi atas Ahmed, seperti disampaikan Pengadilan Woolwich.

Hakim Chistopher Hehir mengatakan, Ahmed memukul istrinya, melemparkan kaleng makanan kucing kepadanya, mengirim pesan-pesan teks kasar, dan merendahkannya. Bahkan, ia pernah menyuruh istrinya untuk melompat dari kendaraan atau ke sungai.

Dalam pernyataannya, Imran mengatakan, "Karena pemukulan terjadi secara teratur, saya merasa tidak berharga. Saya tidak diperbolehkan untuk melakukan apa yang ingin saya lakukan."

"Saya tidak pernah diizinkan untuk keluar rumah. Saya tidak diizinkan mempunyai teman. Saya tidak pernah diizinkan untuk bersosialisasi. Suami saya memperlakukan saya seperti budaknya," kata Imran.

"Saya memasak, membersihkan, mencuci, menyeterika, tampak di depan anak-anak orang lain. Ketika ada hal-hal yang tidak disukai dari keluarga saya, saya dipukul. Saya merasa, hanya ada satu tujuan hidup saya, yakni melayani keluarga ini."

Ahmed mengaku telah memperlakukan istrinya seperti pembantu rumah tangga. Ia pun telah divonis penjara selama dua tahun karena perlakuan seperti itu.

Atas serangan Ahmed yang menyebabkan penderitaan fisik, yakni membuat hidung istrinya remuk, hukuman atasnya ditambah lagi delapan bulan.

Seorang pengacara dari Crown Prosecution Service, Damaris Lakin, mengatakan, apa yang dilakukan oleh keluarga Ahmed sebenarnya merupakan bentuk perbudakan modern. "Kami yakin, ini adalah kasus pertama di Inggris dan Wales ketika seorang suami menjadikan istrinya budak," katanya.

Seorang pejabat dari Departemen Dalam Negeri, Profesor Bernard Silverman, memperkirakan, pada 2013, ada 10.000-13.000 calon korban perbudakan modern di Inggris. Misalnya, perempuan dipaksa menjadi pelacur, pembantu rumah tangga, serta pekerja di ladang dan pabrik.

Tidak ada perkiraan tertentu tentang berapa banyak suami-istri yang mengalami hubungan buruk seperti itu, terutama dialami oleh istri, di Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com