Indonesia Kecam Serangan Teror di Brussels, WNI Diminta Waspada

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia mengecam keras aksi teror di dua lokasi di Brussels, Belgia, Selasa (22/3/2016). Warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Belgia juga diminta untuk menjauhi tempat-tempat yang rawan.

Serangan dua tempat di Brussels telah menyebabkan sedikitnya 34 orang tewas dan hampir 200 orang terluka. Dua ledakan terjadi di Bandara Zaventem, menewaskan sekitar 14 orang, dan 20 orang lagi tewas akibat ledakan di stasiun metro Maalbeek.

"Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan simpati dan dukacita yang mendalam kepada rakyat dan Pemerintah Belgia, khususnya kepada korban dan keluarga korban," demikian kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Armanantha Nasir kepada media, Selasa.

Menurut Tata, demikian Arrmanantha biasa disapa, KBRI Brussels telah melaporkan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan soal WNI yang menjadi korban dalam serangan teror tersebut.

"KBRI Brussels terus berkoordinasi dengan otoritas keamanan dan rumah sakit di Brussels untuk memperoleh informasi lebih jauh mengenai kemungkinan WNI yang menjadi korban," katanya.

Tata mengatakan, KBRI Brussels akan terus berkomunikasi dengan berbagai komunitas Indonesia di Belgia. WNI di Belgia juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari wilayah-wilayah yang berpotensi menjadi target.

Berdasarkan catatan KBRI Brussels, saat ini terdapat 1.200 WNI di Belgia, sekitar 400 orang WNI di antaranya berada di daerah Brussels, terdiri dari mahasiswa dan pekerja profesional.

"Indonesia kembali menegaskan, aksi terorisme atau kekerasan dalam bentuk dan untuk alasan apa pun tidak dapat ditoleransi," ujar Tata dalam sebuah pernyataan.

"Pemerintah Indonesia mengajak komunitas internasional untuk meningkatkan kerja sama dalam mengatasi radikalisme dan melawan terorisme," kata Tata.

Warga negara Indonesia yang memerlukan informasi dapat menghubungi hotline KBRI Brussels di nomor: +32 478957214 atau +32 478405728.