Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Tahan 12 Akademikus karena Mengkritik Operasi Militer terhadap Kurdi

Kompas.com - 15/01/2016, 20:09 WIB
ANKARA, KOMPAS.com - Turki menahan 12 akademikus karena menandatangani sebuah deklarasi yang mengecam operasi militer Ankara terhadap militan Kurdi.

Penahanan itu dilakukan setelah Turki menyelidiki 1.200 sarjana karena mengkritik negara Turki.

Media Anadolu, seperti dikutip AP, melaporkan, 12 akademikus yang ditahan polisi adalah dosen di Universitas Kocaeli di barat laut Turki.

Polisi setempat masih memproses dokumen untuk 9 dosen lainnya yang juga ditahan.

Sementara itu, 1.200 sarjana tersebut dituding berpartisipasi dalam "propaganda teroris" setelah mereka menandatangani deklarasi mengecam operasi militer terhadap pemberontak Kurdi di tenggara Turki.

Sebanyak 1.200 akademikus dari 89 universitas itu, termasuk sarjana asing terkemuka seperti Noam Chomsky, David Harvey dan Immanuel Wallerstein, menandatangani deklarasi berjudul "Kami tidak akan menjadi bagian dari kejahatan ini".

Deklarasi itu menyerukan otoritas di Ankara menghentikan "pembunuhan dan pembantaian" di tenggara Turki dan mengakhiri pengepungan kota-kota Kurdi.

Deklarasi itu juga menuding Erdogan melancarkan perang melawan rakyatnya sendiri.

"Tanggung jawab atas krisis yang ditimbulkan sendiri di negeri ini mestinya dibebankan kepada Erdogan, yang menganggap Kurdi ... sebagai penghalang rencananya mendirikan kekuasaan sendiri untuk kepresidenan Turki," demikian salah satu bunyi dari deklarasi itu.

Perdana Menteri Turki, Ahmet Dovutoglu menyayangkan deklarasi tersebut. Dia menyatakan prihatin bahwa beberapa akademikus menandatangani deklarasi tersebut di saat Turki sedang gencar memerangi terorisme.

"Setiap hari, kami berperang melawan teror internasional seperti Daesh (ISIS) dan melawan organisasi teroris separatis yang membunuh warga sipil, termasuk bayi berusia lima bulan. Kami berusaha untuk menjamin kehidupan dan keamanan warga kami," kata Davutoglu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com