Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Perancis Tak Berdaya Hentikan Geng Inggris Selundupkan Migran

Kompas.com - 12/08/2015, 12:10 WIB

KOMPAS.com — Polisi Perancis tidak berdaya untuk menangkap anggota geng kriminal Inggris yang menyelundupkan kaum migran dari Dunkirk ke Inggris karena tidak punya cukup bukti. Demikian dikatakan Franck Dhersin, wali kota Teteghem, di Perancis utara.

Dhersin mengatakan, sebuah kamp migran yang terletak beberapa mil jauhnya dari kota Tetghem dikelola oleh para penyelundup asal Inggris. Para penyelundup itu dilaporkan telah memasang tarif hingga 1.500 poundsterling kepada para mirgran untuk ongkos menyelundupkan mereka ke Inggris.

Mafia yang berbasis di Inggris itu beredar di kota-kota pesisir di Perancis dengan sejumlah kendaraan mewah, termasuk BMW dan Jaguar. Mobil-mobil itu mereka gunakan untuk membawa kaum migran saat melintasi perbatasan.

"Mereka merupakan mafia Inggris dalam mobil-mobil Inggris," kata wali kota itu saat berkunjung ke kamp tersebut, Selasa (11/8/2015). Kamp itu menghadap Danau Teteghem dan menampung sekitar 80 migran dari Suriah, Afganistan, dan Irak.

Seorang polisi senior Inggris mengatakan kepada Telegraph bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan terkait geng itu, yang mereka katakan merupakan kelompok penjahat yang berbasis di Inggris yang mengangkut kaum migran di seberang perbatasan dalam mobil-mobil bernomor pelat Inggris.

Polisi itu juga mengungkapkan, seorang pria yang dilaporkan telah mengancam seorang Anggota Parlemen Eropa dari Partai Independen Inggris (Ukip) dengan pistol pada Senin lalu diduga merupakan pemimpin kelompok penjahat itu. Geng tersebut menyembunyikan para migran di truk-truk atau van serta di dalam koper agar lolos dalam pemeriksaan perbatasan di Calais dan Dunkirk.

Wali kota itu mengatakan, polisi Perancis baru saja menyita 30 mobil dengan nomor plat Inggris dari kamp itu walau tempat itu telah ada lebih dari tujuh tahun, dan upaya mereka untuk menangkap para penjahat itu gagal karena polisi tidak dapat menemukan penerjemah.

"Saya tidak berperang melawan para migran, saya mencoba memerangi para penyelundup, dan bekerja dengan polisi Perancis untuk mencoba menyita mobil-mobil Inggris itu dan menempatkan mereka di garasi, untuk mengambil uang dari para penyelundup," katanya.

Dia mengatakan, polisi baru saja menyita sebuah mobil Jaguar senilai 100.000 euro dengan nomor pelat Inggris dari kamp itu.

Saat ditanya, mengapa pihak berwenang membiarkan mobil-mobil itu tanpa malu-malu menyelundupkan migran melintasi perbatasan. Dhersin mengatakan terlalu sulit untuk mencegah mereka. "Sangat sulit untuk menghentikan mobil-mobil itu karena mereka tahu hukum di Perancis, Anda tidak bisa menahan mobil itu begitu saja, Anda tidak bisa, Anda harus menghormati hukum dengan tinggal selama beberapa hari di tempat yang sama (mengamati para sopir).

Wali kota itu menyerukan blokade model Australia di Laut Tengah, dengan pasukan yang dipersenjatai, karena itu "satu-satunya solusi" untuk mencegah para migran. "Hentikan kapal-kapal itu dengan blokade, ini satu-satunya solusi. Ketika mereka tiba di Eropa itu sudah terlambat," katanya.

Menurut dia, tidak ada gunanya mencoba menutup kamp karena kamp yang lain akan bermunculan beberapa hari kemudian.

Polisi Perancis telah menempatkan perangkat pelacakan di dalam mobil-mobil itu, kata dia  melanjutkan, tetapi tidak dapat menemukan penerjemah yang bisa mengungkapkan apa yang dikatakan para sopir itu satu sama lain. "Mereka menyembunyikan perangkat pelacakan di bawah mobil ... tetapi Anda tahu (para sopir) berbicara bahasa, seperti bahasa Persia, dan tidak mungkin untuk menemukan seorang penerjemah.

"Juga hukum Perancis mengatakan, Anda hanya dapat melakukan ini selama 48 jam, dan mereka tahu hal itu sehingga mereka setia kali menang."

Dalam sebuah situasi menggelikan sebulan lalu, polisi Belgia mengejar sebuah mobil Inggris, sebuah BMW, melintasi perbatasan. Namun, pengejaran itu dihentikan segera setelah mobil tersebut melaju ke dalam kamp. "Sebuah mobil dari Gendarmerie Belgia mengejar mobil Inggris dari Ostend, dan mobil itu berhenti (di kamp), masuk ke dalam. Mobil Belgia itu berhenti mengejar karena tidak bisa masuk ke dalam," kata Dhersin.

Dhersin juga mengatakan, dia sangat marah dalam sebuah kunjungan terakhir ke kamp itu setelah seorang tersangka penyelundup menuntut dia untuk menunjukkan kartu identitas kepada mereka. "Saya bilang, saya wali kota di sini, kalian yang harus menunjukkan kartu identitas kepada saya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com