Jasad Ryota Uemura ditemukan bantaran Sungai Tama pada 20 Februari lalu. Hasil otopsi menunjukkan Uemura tewas akibat tusukan benda tajam di lehernya selain luka tusukan lain di wajah dan tangannya.
Seorang remaja berusia 18 tahun dan dua rekannya yang masing-masing berusia 17 tahun ditangkap polisi, Jumat (27/2/2015), setelah diduga menjadi pelaku pembunuhan itu.
Sebuah majalah mingguan Jepang mengabarkan luka di leher Uemura itu disebabkan para tersangka mencoba memenggal kepala remaja malang itu, mirip dengan gaya eksekusi ISIS.
"Sejumlah penyidik menduga para tersangka menonton video eksekusi ISIS di internet dan mencoba menirunya," demikian dikabarkan majalah Shukan Shinco mengutip seorang sumber anonim.
Rekaman CCTV yang diperoleh polisi yang merekam hari terakhir Uemura memperlihatkan sejumlah remaja berjalan menuju ke arah sungai. Polisi meyakini salah satu dari remaja itu adalah Uemura.
Sementara itu NHK melaporkan Uemura kerap terlihat bersama sekelompok anak laki-laki. Berdasarkan informasi sejumlah orang yang mengenal Uemura diketahui bocah itu dipukuli anak-anak anggota kelompok itu bulan lalu.
Seorang teman Uemura mengatakan, bocah itu menjadi korban kekerasan setelah mengungkapkan keinginannya untuk melepaskan diri dari kelompok anak-anak tersebut.
Belum lama ini Uemura menuliskan pesan melalui aplikasi Line tentang kekhawatirannya bahwa dirinya akan dibunuh.